Minggu, 27 Oktober 2013

HEBATNYA BANG TOYIB

Siapa itu Bang Toyib? Ada apa dengan Bang Toyib?? Kenapa Bang Toyib begitu terkenal?? Beberapa tahun terakhir ini Bang Toyib begitu terkenal, bahkan mungkin seluruh masyarakat Indonesia akan menjawab hal yang sama ketika kedua pertanyaan tersebut di ajukan kepada mereka.
Toyib adalah sebuah nama yang biasa disandang oleh seorang laki-laki. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa nama Toyib digunakan juga untuk menamai anak perempuan. Karena kata Toyib itu sendiri berasal dari bahasa arab yaitu “Toyyib” yang berarti baik, sehingga sah-sah saja ketika para orangtua menamai anak perempuan dengan nama Toyib, (dengan catatan harus di sesuaikan) karena kata toyib dalam bahasa arab memiliki arti yang sangat fleksibel.
 Kembali ke permasalahan awal kenapa Bang Toyib begitu terkenal? Karena beberapa tahun terakhir ini nama Bang Toyib sering digunakan dalam beberapa lirik lagu baik itu lirik lagu dangdut maupun lirik lagu pop. Bahkan setiap lirik lagu yang menggunakan nama Bang Toyib dapat dikatakan sangat sukses dan sangat laku dipasaran, hal ini dikarenakan lirik lagu yang sederhana dan musiknya juga sangat easy listening sehingga masyarakat Indonesia dengan mudah menerima lagunya bahkan mereka sangat menikmatinya. Hal ini menjadikan penyanyi yang mempopulerkannya meraup keuntungan besar, selain pundi-pundi uang mereka bertambah juga mereka mendapatkan popularitas yang luar biasa sehingga menjadikan mereka sebagai penyanyi papan atas di Indonesia.
Bang Toyib pertama kali populer melalui lagu dangdut yang berjudul “Bang Toyib”.
Berikut potongan lirik lagunya :
Bang toyib… bang toyib
Kenapa tak pulang-pulang…
Anakmu.. anakmu…
Rindu ingin bertemu


Melalui potongan lirik lagu diatas Bang Toyib sendiri dicitrakan sebagai seorang yang memiliki image negatif, dia tak pulang-pulang untuk menemui anak istrinya padahal anak istrinya sangat merindukannya. Hal ini juga di pertegas melalui lirik lagu berikutnya seperti pada lirik lagu berikut ini:

Tiga kali puasa…
Tiga kalilebaran
Abang tak pulang-pulang
Sepucuk surat pun tak datang…
Lirik lagu ini semakin mempertegas bahwa Bang Toyib memiliki pencitraan negatif karena dia tidak pernah pulang selama tiga kali puasa dan tiga kali lebaran yang artinya jika kita jumlahkan, bang Toyib tidak pernah pulang-pulang selama hampir tiga tahun bahkan katanya sepucuk surat pun tak datang, yang artinya bang Toyib pun tidak pernah mengasih kabar terhadap keluarganya selama hampir tiga tahun tersebut.
 Melalui lirik lagu yang sederhana dan musik yang sangat easy listening dikalangan penikmatnya, lagu dangdut dengan judul “Bang Toyib” ini sangat populer di awal kemunculannya bahkan orang-orang yang bukan berasal dari penikmat genre musik dangdut pun pasti mengetahui lagu bang Toyib ini. Dan hal ini juga yang menjadikan semakin kuatnya pencitraan negatif terhadap nama bang Toyib di kalangan masyarakat.
Selang beberapa tahun kemudian nama bang Toyib kembali populer. Setelah salah satu band pop melayu Indonesia yaitu Wali band membuat lagu dengan judul “Aku Bukan Bang Toyib” yang artinya mereka menggunakan nama bang Toyib pada lirik lagu mereka. Sama halnya dengan lagu “Bang Toyib” lagu ini pun di awal kemunculannya disambut dengan baik oleh penikmat musik di Indonesia terutama pop malayu dan dangdut. Sehingga begitu laku dipasaran dan imbasnya band yang mempopulerkannya yaitu Wali band juga mendapatkan popularitas sehingga dapat disejajarkan dengan band-band papan atas di Indonesia.

Lalu yang jadi pertanyaan adalah siapa bang Toyib pada lagu ini? Apakah dia orang yang sama dengan lagu sebelumnya? Dan kenapa lagu ini populer? Apakah ada hubungan antara lagu ini dengan lagu sebelumnya?...
Jika dilihat pada liriknya, di indikasi bahwa tokoh bang Toyib adalah bukan tokoh yang sama pada lirik lagu dangdut sebelumnya yaitu “Bang Toyib”, namun kita perhatikan lirik lagu berikut ini :
Sayang aku…
Bukanlah bang toyib
Yang tak pulang-pulang
Yang tak pasti kapan dia datang…



Lirik lagu pada bait pertama ini menjelaskan bahwa dia (penyanyi) dalam lagu ini menganalogikan dirinya bukan bang Toyib. Bang Toyib yang mana yang penyanyi maksudkan? Yaitu bang Toyib yang tak pulang-pulang, dan yang tak pasti kapan kedatangannya. Hal ini yang menindikasi bahwa bang Toyib yang di maksud pada lagu ini adalah bang Toyib yang sama dengan bang Toyib pada lagu sebelumnya. Adanya lirik lagu yang sama yaitu “tak pulang-pulang” dan sebelumnya ada kata “yang”, kata “yang” disini berfungsi sebagai penjelas bahwa dia (penyanyi) bukanlah bang Toyib yang ada pada lirik lagu “Bang Toyib” pada lagu dangdut yang populer sebelumnya, yaitu bang Toyib yang tak pulang-pulang .
Lirik lagu selanjutnya juga mempertegas bahwa dia menganalogikan dirinya bukan bang Toyib, perhatikan lirik lagu berikut ini :
Sabar sayang…
Sabarlah sebentar
Aku pasti pulang…
Karena aku bukan bang toyib
Dalam lirik ini jelas sekali bahwa dia (penyanyi) meyakinkan kekasihnya bahwa dia pasti pulang, karena dirinya bukan bang toyib. Kata “pasti” pada lirik ini berfungsi sebagai penegas bahwa dia (penyanyi) akan pulang karena dia bukan bang Toyib. Karena selama ini di kalangan masyarakat, bang Toyib dikenal sebagai seorang tokoh laki-laki yang tak pernah pulang menemui keluarganya. Maka seiring dengan semakin terkenalnya lagu ini juga image bang Toyib pun semakin negatif di kalangan masyarakat penikmat musik di Indonesia. Masyarakat seolah-olah di ingatkan kembali pada sosok bang Toyib yang sebelumnya masyarakat kenal dengan pencitraan negatif.
Seiring dengan kesuksesan bang Toyib meraih piala CITRA dengan IMAGE NEGATIF-nya dari kalangan masyarakat di Indonesia. Wali band pun meraih kesuksesannya dengan menggunakan strategi yang sama yaitu mengusung “Aku Bukan Bang Toyib” sebagai lagu andalan mereka dengan lirik lagu yang simple dan musik yang sangat easy listening. Yang disambut baik oleh sebagian besar penikmat musik di Indonesia, Wali band mampu memanfaatkan sejarah lagu “Bang Toyib” yang sangat fenomenal atas kemunculannya, dan  mereka hanya meminjam (menganalogikan) image negatif dari bang Toyib sehingga kesuksesan dapat diraih dua kali oleh Bang Toyib.
Dan akhir-akhir ini bang Toyib kembali mengisi telinga para penikmat musik di Indonesia. Apakah bang Toyib kembali dengan citra negatifnya? Lalu apakah dia adalah orang yang sama juga? Lalu apakah memiliki hubungan dengan lagu-lagu sebelumnya? Dan apakah bang Toyib akan mengulang kesuksesan untuk yang ketiga kalinya?...
Lagu dengan lirik lagunya menggunakan nama bang Toyib kembali mengisi telinga para penikmat musik di Indonesia. Setelah sebelumnya bang Toyib populer melalui lagu yang bergenre dangdut dan pop melayu, kini bang Toyib kembali mencoba peruntungannya melalui lagu dangdut namun ada yang berbeda pada pencitraan bang Toyib yang di tampilkan pada lagu dangdut ini.

Perhatikan lirik lagu berikut ini :
Happy happy happy my heart…
(senang senangnya hatiku)
Bang toyib comeback to my house…
 (bang toyib kembali ke rumahku)
Anak istri jadi gembira…
Makan bersama dengan mertua.
Jika kita perhatikan lirik lagu di atas, bang Toyib pada lirik lagu ini diceritakan kembali  pulang ke rumah, dan anak istrinya menjadi gembira lalu makan bersama dengan mertua. Lalu apakah ini adalah bang Toyib yang sama dengan lirik-lirik lagu sebelumnya? Kata “kembali” seolah memberitahu kita bahwa bang Toyib pernah pergi sebelumnya, dan pada lagu ini akhirnya dia kembali. Dan kata “kembali” juga seolah mempertegas bahwa bang Toyib pada lirik lagu ini adalah orang yang sama, karena pada lirik-lirik lagu sebelumnya diceritakan bahwa bang toyib pergi dan tak pulang-pulang.
Pada lagu ini bang toyib di citrakan sebagai seorang tokoh yang memiliki image baik, mungkin penyanyi ini ingin mengembalikan image negatif bang Toyib ke image yang positif. Karena pada larik-lirik lagu sebelumnya bang Toyib selalu mendapat pencitraan negatif, namun lagu ini tidak cukup berhasil mengembalikan image negatif bang Toyib ke image positif, mungkin karena di awal kemunculannya yang begitu populer, maka image negatif bang Toyib sudah tertanam dalam memori setiap masyarakat penikmat musik di Indonesia.
Sehingga di awal kemunculannya pun lagu ini kurang mendapat sambutan yang baik dari kalangan masyarakat penikmat musik di Indonesia. Alhasil penyanyi yang mempopulerkan lagu ini pun tidak mendapatkan popularitas sebagaimana penyanyi-penyanyi sebelumnya yang populer karena mempertahankan image bang Toyib. Dan pada akhirnya bang Toyib tetap mempertahankan image negatifnya karena usaha mengembalikan image buruk ke image baiknya tidak berhasil.



Signature by           
                      DAENG LIRA

Sabtu, 26 Oktober 2013

KEKOMPAKAN DALAM TEAM WORK UNTUK MENCAPAI SUATU TUJUAN YANG BAIK




Kompak, merupakan kata-kata yang sering diucapkan dalam suatu kelompok tertentu. Istilah ini identik dengan kebersamaan, yaitu bersama-sama melakukan suatu hal untuk tujuan tertentu. Namun belum tentu orang-orang memahami sepenuhnya arti sebuah kekompakan. Alasannya, terkadang dalam suatu komunitas dengan jumlah anggota tertentu ketika kelompok tersebut melakukan kegiatan, tidak semua dari anggotanya ikut serta dalam kegiatan tersebut. Sehingga sering dari beberapa anggota mengatakan bahwa anggota yang tidak ikut itu tidak kompak dan memandang anggota yang tidak kompak telah melakukan sebuah kesalahan atau hal yang tidak baik.
Sering kali dalam suatu kelompok, ada anggota yang  berfikir mengapa anggota mereka ada yang tidak kompak. Mereka beranggapan kekompakan sebagai kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama saja, sehingga  jika ada anggota kelompok yang tidak ikut dalam kegiatan tersebut akan masuk dalam kategori tidak kompak. Dari permasalahan ini sering berakibat terjadi perpecahan dikarenakan masalah kompak dan tidak kompak ini. Lalu apakah sesungguhnya makna dari sebuah kekompakan? Dalam situasi apa saja kekompakan itu dibutuhkan? Bagaimanakah cara agar suatu kelompok dapat menjadi kompak? Apa saja faktor penghambat dan pendukung sebuah kekompakan? Berikut kami utarakan beberapa opini mengenai kekompakan dengan harapan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan mencegah perpecahan antar anggota dalam suatu kelompok.
Ada beberapa pandangan yang bisa menjawab tentang definisi dari kekompakan. Dalam kamus besar bahasa indonesia, kompak secara terminologis diartikan sebagai bersatu padu (dalam menanggapi atau menghadapi suatu perkara). Secara istilah, tiap orang memiliki pandangan masing-masing dalam memaknai kekompakan. 
Menurut Titta M. Habibi kekompakan itu adalah kebersamaan dalam suatu kegiatan atau pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Dari definisi tersebut kami menguraikan unsur dari sebuah kekompakan, yaitu adanya visi dan misi yang jelas, adanya kesanggupan, dan kemauan anggota untuk menjalankan visi dan misi. Satu hal lagi menurut kami yang harus ada adalah saling percaya antar anggota. Karena apabila tidak terdapat rasa saling percaya antara satu anggota dengan anggota yang lain, maka mustahil anggota kelompok tersebut mau melakukan visi dan misi bersama-sama.
Kompak sangatlah berhubungan erat dengan suatu kelompok tertentu. Setiap kelompok memiliki tujuan yang ingin dicapai. Jadi kompak itu akan terjadi jika kelompok itu saling bekerjasama dan merasakan susah senang perjuangan untuk mencapai tujuan kelompok tersebut. Akan tetapi konteks tujuan dari kelompok tersebut haruslah tujuan yang baik. Jika tujuan kelompok tersebut merupakan suatu keburukan, kosa kata yang mungkin tepat untuk ini adalah ‘mafia’. Sepertinya kurang cocok untuk menyebut kata 'kekompakan' dalam suatu kegiatan yang mengarah pada keburukan atau hal-hal yang negatif. Malahan, kalau untuk keburukan atau bahkan kejahatan, sepertinya lebih cocok untuk disebut dengan kata 'Mafia'.
Jadi, kekompakan dalam suatu hal yang buruk, itu artinya 'mafia'. Simpelnya kalau kita kompak dalam kejahatan atau paling tidak merestui atau tidak melarang suatu bentuk keburukan maupun kejahatan, berarti kita termasuk mafia di dalam kegiatan tersebut. Sekalipun kita bukanlah ujung tombak atau pelaksana dari kegiatan itu.
Kerjasama dan perasaan susah dan senang perjuangan untuk mencapai tujuan tentu tidak akan bisa terjadi begitu saja tanpa adanya sebuah proses penyatuan visi dan misi. Menurut kami, proses penyatuan visi dan misi hanya dapat dilakukan dengan musyawarah. Musyawarah adalah pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan atas penyelesaian masalah. Dalam proses ini, setiap anggota kelompok bebas mengutarakan pendapatnya, mengutarakan masalah-masalah yanng ada dan yang mungkin akan terjadi, mencari solusi bersama-sama, kemudian dicapai suatu simpulan yang dijadikan visi dan misi yang digunakan bersama. Tanpa adanya musyawarah, maka susah atau bahkan mustahil kekompakan dapat tercapai karena tidak setiap anggota kelompok memiliki visi dan misi yang sama.
Setelah kita memahami makna dari kekompakan, bahwasannya kekompakan membutuhkan kejelasan visi dan misi dan juga rasa saling mengerti antar anggota, maka kita berharap masalah mengenai kompak atau tidaknya suatu kelompok tidak menjadikan perpecahan bagi setiap anggota kelompok. Alangkah baiknya jika setiap anggota kelompok dapat lebih saling memahami, sering melakukan musyawarah, saling introspeksi, dan menjauhkan diri dari sikap egois. Dari sinilah kita bisa membentuk suatu kelompok yang solid tanpa harus merugikan yang lain.
Tidak ada perasaan lebih dari yang lain, sebagaimana tangan kanan tidak merasa lebih dari yang kiri, otak tidak merasa lebih penting daripada kaki. Semua memiliki arti bagi berfungsinya sebuah tubuh.Tanpa ada salah satu, bisa berarti tubuh cacat atau tidak sempurna. Setiap personal menyadari tanggung jawab dirinya sendiri, bukan menggantungkan pada bagian lain dan merasa dirinya paling penting atau merasa paling tidak penting. Hadirnya seorang komandan sama pentingnya dengan hadirnya seorang anggota yang paling yunior. Everyone is a Leader, artinya masing-masing bertanggung jawab terhadap fungsi diri dalam bagiannya untuk mencapai tujuan.
Tak ada yang merasa superior. Sama seperti dalam setiap gambar teamwork. Semua tangan menyatu membuat komitmen bersama, tak tampak di sana adanya superioritas. Satu orang tidak melebihi yang lain. ”Satukan visi, bedakan aksi,” tuturnya. Jika ada yang terpaksa tidak berfungsi dengan baik, personal tersebut yang menyampaikannya pada bagian yang lain dan bagian yang lain bersama-sama melakukan koordinasi untuk menyelesaikan permasalahan itu. Sama seperti ketika salah satu bagian tubuh ada yang cedera,maka bagian lain ikut merasakan dan segera mengirimkan pasukan darah putih untuk membantu mengobati.
Artinya organisasi tidak mampu menentukan tujuan yang jelas yang harus dituju bersama. Sehingga organ organ atau bagian-bagian bekerja semaunya sendiri. Handoko Wignjowargo (Managing Partner Maestro Consulting – Coaching – Sharing)  menjelaskan, untuk memperlancar kerja kerja di perusahaan selain persoalan job description,ada lagi yang namanya kekompakan. ”Kekompakan terjadi karena alasan pribadi dan tugas,”jelasnya. Faktor kesamaan menjadi hal utama dalam menjaga kekompakan. Untuk menjalin kekompakan pegawai, pimpinan perusahaan bisa menerapkan strategi yang berasal dari internal atau eksternal perusahaan, lanjutnya. Bila pilihannya menerapkan strategi dari internal perusahaan maka akan dimunculkan ‘musuh’ dari rekan kerja sendiri. Misalkan saja ada unit kerja yang lebih berhasil. ”Strategi ini pilihan yang sangat riskan. Sebab rawan konflik, ”terangnya. Itulah sebabnya hampir semua perusahaan lebih suka menerapkan strategi eksternal untuk menjaga kekompakan pegawai. Melalui strategi ini, sebuah perusahaan akan menjadikan kompetitornya sebagai ‘musuh’ bersama.

Dari uraian di atas kami mencoba untuk menguraikan faktor-faktor pendukung kekompakan, antara lain:
  1. adanya visi dan misi yang jelas yang ingin dicapai dan dipahami oleh setiap anggota.
  2. kesanggupan dan kemauan anggota melakukan visi dan misi tersebut.
  3. adanya rasa toleransi dan saling mengerti setiap anggota.
  4. adanya komunikasi yang baik antar anggota.
Dari uraian di atas kami menyimpulkan bahwasannya kekompakan merupakan hasil dari proses penyatuan visi dan misi seluruh anggota dalam suatu kelompok dalam mencapai tujuannya. Sikap toleransi dan saling mengerti anggota dalam kelompok menjadi faktor
Maka dari itu, jangan langsung ikut-ikutan kompak jikalau ada yang menggembar-gemborkan masalah kekompakan. Kita harus kritis. Cerdaslah menelaah tujuan utama dari kegiatan tersebut. Pertimbangkan manfaat dan mudharatnya. Jikalau baik kenapa tidak ? Namun kalau buruk, kenapa harus ikut ?

Ingat, hidup kita ada pada pilihan kita sendiri.




Signature by           
                      DAENG LIRA

Selasa, 22 Oktober 2013

GALAU ? DENGERIN SUARA BURUNG MURAI ATAU PESAN DEDDY CORBUZIER




Signature by           
                      DAENG LIRA

DOA PADA STATUS FACEBOOK


Ada sebuah fenomena baru yang sekarang kerap saya lihat. Apa itu? Berdoa lewat facebook. Ya, di jaman serba instan ini facebook digunakan sebagai sarana untuk berdoa. Lihat saja, status model ini bertebaran setiap hari di FB. Anda bisa menemukan status-status semodel ini : ‘Ya, Tuhan. Kuatkanlah aku untuk menghadapi cobaan ini‘ atau ‘Tuhan, berikanlah aku jalan terbaik untuk melewati segala kesulitan‘. Dan berbagai model lain, tergantung selera penulisnya.

Saya sama sekali tidak menganggap bahwa hal itu salah atau keliru. Berdoa atau menyampaikan keinginan yang baik kepada Tuhan akan selalu benar dan bermanfaat. Apapun caranya. Namun, ada hal yang perlu kita perhatikan yaitu ternyata telah terjadi pergeseran yang cukup signifikan dalam proses berdoa. Jika dulu doa dianggap sebagai hubungan pribadi antara kita dengan Tuhan, saat ini konstelasinya agak berubah. Sekarang, berdoa bisa jadi hubungan segitiga antara Tuhan, kita dan teman-teman di Facebook.

Benarkah begitu?

Jujur, saya tidak bisa memastikan dengan tepat. Siapapun tidak akan ada yang bisa memastikan karena doa sampai kapanpun juga akan tetap jadi hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Saya rasa hubungan pribadi antara kita dengan Tuhan tidak perlu diperdebatkan.

Lantas, hubungan seperti apa yang terjadi antara kita dan teman-teman di facebook dalam segitiga tersebut? Mengapa fenomena berdoa lewat facebook jadi marak?

Mungkin, sebagian akan beralasan bahwa ‘Saya tidak bermaksud untuk memancing respon apa-apa dari orang, kok. Saya juga tidak perlu dikomentari’. Maka pertanyaan selanjutnya adalah, jika memang tidak perlu dikomentari mengapa tidak berdoa dalam hati saja sambil sembahyang?

Ini sungguh menggelitik benak saya. Mengapa? Pada saat orang secara SADAR melakukan suatu tindakan artinya ada motivasi di belakang itu yang mendorongnya. Apa motivasi yang mendorong seseorang untuk menyampaikan sesuatu kepada Tuhan lewat SNM (Social Networking Media)? Apa yang menyebabkan perlu melibatkan orang lain dalam proses berdoa?

Tidak salah untuk berdoa lewat status facebook karena Tuhan Maha Tahu. Artinya, Tuhan pasti akan ‘membaca’ status facebook yang berisi doa.

Yang berbeda adalah, jika dulu hanya Tuhan yang tahu isi doa kita, sekarang semua orang yang terdaftar di friendlist kita juga bisa mengetahuinya plus friends of our friend, bahkan orang-orang yang tidak secara langsung kita kenali. Caranya pun instan dan begitu saja. Cukup klik ‘home‘. Anda bisa menemukan banyak status berisi doa di situ.

Sekarang saya akan membahas sedikit tentang ‘Sadar’. Saya hampir yakin 100% bahwa kita semua sadar bahwa begitu kita mem-posting sesuatu lewat status facebook, dalam sepersekian detik berikutnya orang lain akan segera bisa mengaksesnya. Termasuk untuk status-status yang berisi doa. Lebih cepat dari koran, TV atau radio dengan cara yang masif (bersifat massa). Artinya, orang yang menuliskan doanya lewat facebook juga sadar bahwa dengan segera banyak orang akan mengetahui isi doanya. (Please, jangan katakan bahwa anda tidak menyadari hal ini).

Karena dari namanya saja, SNM, sudah tergambar seperti apa sifat media ini. Kurang lebih, media (singularnya medium) yang membentuk keterhubungan dalam masyarakat sebagai sebuah jejaring. Masyarakat seperti apa? Masyarakat dunia maya yang tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Pembatas dunia maya hanyalah jaringan internet, gadget yang digunakan dan subjek yang menggunakan media itu sendiri. Ini media yang sangat luar biasa.

Apakah karena sebegitu luar biasanya media ini maka SNM juga bisa digunakan untuk berdoa? Entahlah. Saya tidak tahu.

Definisi SNM sampai sekarang belum berubah. Di luar masalah perdebatan mengenai definisi tersebut, SNM selalu terkait dengan sosial yang untuk gampangnya saya identikkan dengan masyarakat. Artinya, fenomena berdoa di facebook (atau SNM jenis lain seperti twitter, dsb) mencerminkan perubahan yang terjadi di masyarakat. Bisa dikatakan bahwa ini adalah fenomena sosial, minimal di masyarakat dunia maya.

Seringkali terdapat fenomena lain yang terdapat di balik suatu fenomena sosial. Misalnya, ramainya kerusuhan di berbagai tempat tidak hanya mencerminkan kerusuhan itu sendiri. Fenomena kerusuhan mencerminkan kurangnya kesempatan kerja, rendahnya tingkat pendidikan, lemahnya wibawa aparat penegak hukum, dsb… dsb…

Sekarang, ada apa di balik fenomena berdoa lewat facebook? Lagi-lagi, saya hampir yakin 100% bahwa orang yang memasang status berisi doa memang menginginkan doanya itu diketahui oleh orang lain. Karena, jika ia tidak ingin doanya diketahui orang lain maka ia tidak akan memasangnya di status facebook. Atau, mungkinkah orang yang tidak ingin doanya diketahui orang lain tetap memasangnya di status facebook? Saya tidak tahu. Tapi memang agak aneh jika, “Saya tidak mau orang lain tahu isi doa saya, jadi saya akan memasangnya di status“.

Sekarang, bayangkan kejadian rekaan berikut ini. Seseorang, sebut saja ‘Mawar’, meng-update status seperti ini : “Ya, Tuhan. Bebaskanlah aku dari kesulitan ini. Aku tidak bisa menemukan jalan keluarnya. Tolong aku menemukannya. Amin“. Tak lama setelah status tersebut terpublikasi datanglah berbagai komentar plus beberapa lainnya mengeklik ‘like‘. Seperti biasa, komentar-komentar itu berbunyi seperti ini : ‘tabah ya, sayang’; ‘Tuhan akan membantu orang yang sabar’; “Kuatkan hatimu“; atau komentar-komentar sejenis itu. Mawar sibuk membalas komentar-komentar itu dengan ucapan terima kasih. Mawar senang karena doanya didukung banyak orang.

Hari berlanjut. Sudah seminggu dan Mawar belum juga menemukan jalan keluar. Mawar mulai putus asa karena terjebak dalam kesulitan sementara comments dan ‘like‘ di statusnya sudah puluhan. Mawar sekarang ingin meminta bantuan. Pertanyaan pertama, menurut anda, dari sekian banyak orang yang mendukung Mawar di statusnya, berapa persen yang akhirnya akan benar-benar membantu Mawar?

Mawar bingung pada siapa ia harus meminta bantuan. Akhirnya, Mawar melihat ulang statusnya itu. Melihat siapa saja yang berkomentar di sana. Ternyata, beberapa adalah teman mainnya, sebagian besar tidak terlalu akrab, beberapa di antaranya tidak ia kenali dan sisanya tinggal di kota lain. Melati, sahabat terdekatnya, sama sekali tidak berkomentar.

Akhirnya, terpikirlah untuk menelepon Melati. Mawar menceritakan kesulitannya. Melati terus mendengarkan sambil sedikit berkomentar. Di akhir pembicaraan, Melati menyuruh Mawar untuk datang ke rumahnya. Melati tidak tahu apakah ia bisa membantu, tapi Melati punya niat untuk membantu dan benar-benar mengajak Mawar untuk mencari solusi.

Pertanyaan kedua, sadarkah Mawar ketika ia mengupdate status di facebook bahwa comments dan ‘like’ yang muncul tidak sepenuhnya mencerminkan hal yang sesungguhnya? Dan terakhir, kita kembali pada pertanyaan awal kita. Lantas, apa yang diharapkan oleh Mawar saat menyampaikan doanya tidak hanya kepada Tuhan, melainkan juga kepada teman-teman di facebook?

Sadar atau tidak sadar orang yang menyampaikan doanya lewat status telah membagi sesuatu yang bersifat sangat pribadi ke areal publik (saya tidak tahu hubungan mana lagi yang bisa lebih pribadi dibanding hubungan kita dengan Tuhan). Tidak cukupkah dengan bercerita kepada sahabat kita saja? Mengapa doa yang bersifat sangat pribadi perlu dibagi pada ribuan orang (secara sengaja atau tidak sengaja) lewat facebook, yang kemudian dilanjutkan dengan berbalas comment?

Well, saya akan membiarkan anda untuk menjawab sendiri pertanyaan pertama dan kedua. Saya akan langsung berasumsi tentang apa jawaban yang mungkin untuk pertanyaan ketiga. Karena ini hanya asumsi maka bisa saja salah atau bisa saja benar.

Pertama, asumsi saya adalah maraknya status berisi doa di facebook mencerminkan bahwa makin banyak orang yang kesepian. Mawar merasa kesepian. Mawar butuh kehadiran orang lain. Dan tidak ada cara yang lebih praktis selain lewat SNM.

Mawar merasa harus membagi perasaannya dan tidak memiliki tempat yang pas untuk membaginya maka ia menggunakan SNM sebagai sarana. Hal ini karena sifat SNM yang segera. Lewat SNM, orang cenderung merasa lebih mudah untuk mengumpulkan puluhan, ratusan atau bahkan ribuan orang dalam waktu singkat. Membuat Mawar merasa didukung oleh banyak orang, meskipun orang-orang itu tidak ada di sampingnya. Tapi, mengapa Mawar masih perlu membaginya lewat SNM jika ia juga bisa langsung bercerita pada sahabatnya yang jelas-jelas akan bersedia membantunya?

Inilah asumsi kedua saya. Asumsi ini berdasarkan teori Media Ecology yang diajukan oleh Marshall McLuhan. McLuhan membuat sebuah pernyataan monumental yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan para ahli tentang apa yang ada dibalik pernyataan itu. Begini bunyinya, Medium Is The Message.

Saya setuju dengan salah satu penjelasan tentang pernyataan itu. Yaitu, kurang lebih, saat ini jalur komunikasi menjadi lebih penting dibanding isi pesan. Dalam kasus Mawar, ia menganggap bahwa alat komunikasi yang digunakan (komputer, blackberry, facebook, twitter, segala jenis messenger, dsb) lebih penting dari isi status yang ia tampilkan. Pokoknya ia harus meng-update agar tetap terhubung pada jalur komunikasi. Mungkin, meskipun tidak berjenggot, terputus dari jalur komunikasi akan membuat Mawar kebakaran jenggot. Jadi, asumsi ini sekaligus menyatakan bahwa Mawar tidak sepenuhnya berteman dengan orang-orang dalam jejaringnya. Lebih dari itu, Mawar justru berteman dengan komputer, blackberry, dan segala perangkat yang menghubungkannya dengan jaringan. Mawar sedang berbagi perasaan dengan alat!

Kita bisa saja membuat asumsi lebih banyak lagi. Entah mana yang benar. Tapi, jangan sampai malah asumsi ketiga saya yang terjadi. Yaitu, ternyata itu bukan doa! Mereka sedang iseng saja karena tidak punya kerjaan. Dan status berisi doa akan membangkitkan perasaan simpati.

Hah! Sekarang, apa asumsi anda?



Signature by           
                      DAENG LIRA

Selasa, 15 Oktober 2013

ANALOGI KPK DAN POLRI

Mana yang lebih keren, Tukang sapu dijalan raya atau cleaning service di gedung bertingkat?
Mana yang lebih keren, Supir angkot atau supir taxi limousim?
Mana yang lebih keren, Tukang nasi warteg atau pelayan restoran mahal?
Mana yang lebih keren, tukang bakso jalanan atau tukang bakmi GM di Mall??

Tukang sapu digedung, sampahnya beda dengan tukang sapu dijalanan. Apakah tukang sampah jalanan bisa memilih sampah mana yang dibersihkan dan mana yang dibiarkan? Semua sampah dijalan harus dibersihkan tanpa kecuali tentunya..
Sampah digedung?? Itu adalah sampah terpilih yang hanya dibawa orang tertentu yang masuk gedung saja. Sangat kecil kemungkinan didalam gedung ber AC kita menemukan puntung rokok, karena memang beda peruntukannya antara gedung berAC dengan jalan raya..

Supir angkot juga mengangkut manusia seperti supir taxi limousim. Bedanya bahwa berbagai kalangan bisa naik angkot, namun hanya kalangan tertentu saja yang bisa naik taxi limousim..

Tukang Nasi Warteg bisa melayani semua orang, namun hanya orang tertentu saja yang mampu membeli makan direstoran mahal..

Tukang bakso jalanan bisa melayani semua orang, kaya miskin tua muda semua suka. Tapi hanya sedikit orang yang mampu bayar Mie GM di mall..

Analogi diatas sebenarnya harus kita gunakan ketika kita membandingkan antara KPK dengan Polri.

KPK hanya menyidik masalah korupsi. Tapi polisi mengurusi masalah bangsa ini dari mulai terorisme sampai dengan pencuri sandal. Dari m
asalah kejahatan Trans National Crime hingga masalah ribut keluarga. Dari masalah Kejahatan Perbankan sampai masalah penipuan sms mama minta pulsa..Dari masalah lalulintas sampai masalah demonstrasi besar-besaran.. Dari masalah konflik tetangga sampai masalah konflik antar etnis..

KPK bisa menolak perkara non korupsi,. Tapi polisi tidak bisa menolak perkara apapun yang dilaporkan kepada mereka.

KPK menyidik dengan dukungan politik, dukungan anggaran, dukungan uu, dukungan sistem, dukungan Sistem peradilan pidana yang saling menyatu antara penyelidikan, penyidikan, penuntutan hingga peradilan.

Tapi polisi terpisah dalam sistem peradilan pidana, kaarena masih ada jaksa yang belum tentu sepakat, masih ada hakim yang berbeda pendapat, dlsb. Disisi lain dukungan politis kepada polisi yang sangat minim karena semua pihak berupaya memanfaatkan kelemahan institusi untuk berbagai keuntungan perorangan maupun kelompoknya..

KPK bisa bebas melenggang melanggar aturan KUHAP dengan dasar extra ordinary crime,,. Tapi polisi dibatasi dimana-mana karena katanya perlu kontrol yang kuat dengan berbagai alasan..

Terakhir; KPK punya anggaran gaji dan remunerisasi yang berlebih dan polisi harus bertahan dengan apa yang diterimanya namun dituntut selalu memberikan pelayanan terbaik..

Jangan banding-bandingkan satu sama lain dengan alat ukur yang berbeda..

Kalau sudah demikian, sandiwara apa yang sedang terjadi??

Dunia memang panggung sandiwara, peran kita selalu berbeda, apapun kata orang tentang yang baik dan buruk,, tergantung pada nurani kita mau membawa kemana. Pada akhirnya kita semua akan kembali nanti kepada Sang pencipta..

Hendaknya kita berhati-hati dlm berucap & berbuat, karena semua pasti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Ta’ala di akhirat. “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan & hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al Isra’: 36)

Dan balasan yang disediakan oleh Allah Ta’ala di akhirat kelak sesuai dgn amalnya di dunia. Perhatikanlah firman Allah Ta’ala,
“Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi & (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dgn kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk & tempat kediaman mereka ialah Jahanam & itulah seburuk-buruk tempat kediaman.” (QS. Ar-Ra’du:18)





 

NGERAWAT ANDROID


Iseng aja nyari Artikel tentang Android, ini di sebabkan karena ada teman yang memiliki android yang lemot, akhirnya nemu artikel ini ... ya sutralah di copas saja ke Blog ini


Cara Membersihkan Cache Pada Memori Android – Tidak hanya komputer yang harus dirawat dengan baik, Android juga harus dirawat dengan baik supaya kinerja Android selalu optimal. Salah satu caranya adalah dengan membersihkan  cache. Cache berguna untuk mempercepat pembukaan aplikasi yang sudah pernah dibuka sebelumnya. Meski begitu cache harus selalu dibersihkan agar kinerjanya selalu optimal karena salah satu penyebab Android lambat adalah terlalu banyak cache di memori Android. Pertama memang hanya sedikit, tapi lama-kelamaan pasti akan menjadi besar dan membebani memori Android.  Ada banyak aplikasi pembersih cache yang bisa di download secara gratis di Google Play Store salah satunya History Eraser. Tapi sebelum membahas tentang cara menghapus cache dengan bantuan aplikasi, saya akan menjelaskan bagaimana cara menghapus cache secara manual atau memanfaatkan yang sudah ada pada Android.

Menghapus cache tanpa Aplikasi

Cara yang pertama tidak menggunakan aplikasi, cara ini memang membutuhkan waktu yang lama karena menghapus cache pada aplikasi satu persatu.
Caranya masuk ke Setting > Applications > Manage Applications > Pilih aplikasi yang akan dihapus cachenya. Seperti contoh dibawah, saya ingin menghapus cache Google Play Store.
Android+Setting
Menghapus cache dengan bantuan aplikasi

Berikut aplikasi terbaik untuk menghapus cache menurut saya:

1. History Eraser
Fungsi Aplikasi ini sangat sederhana.  Anda tinggal mencentang pada Clear All Apps Cache kemudian clean. Anda juga bisa membersihkan pada History yaitu Browser (default only), Google Play Store, Google Map Search, Gmail Search, Clipboard.  Tidak hanya itu anda juga bisa membersihkan Call Log yaitu, Frequently called, Missed Called, Incoming Call, Out Going Call. Juga Pada SMS/MMS yaitu Sent SMS/MMS, Receive SMS/MMS, SMS/MMS  Draft, Failed SMS/MMS. Dan pada Other yaitu Youtube (assist), Search Shortcuts (assist).
history+eraser+pro
History Eraser Pro


2. Super aTool Box-Cache Batery
Aplikasi ini juga tidak kalah dengan aplikasi History Eraser karena sudah banyak di download oleh para pengguna Android. Fungsinya sama yaitu untuk membersihkan cache pada Android tetapi tidak seperti History Eraser, aplikasi ini lebih detail karena memuat daftar aplikasi yang menggunakan data cache lengkap dengan ukurannya. Anda bisa memilih Aplikasi yang ingin anda bersihkan cachenya.

super+a+tool+box-cache+batery
Super aTool Box-Cache Batery

Tidak hanya untuk membersihkan cache,  aplikasi ini juga dilengkapi dengan memory/cpu (untuk mengetahui memori yang terpakai dan yang tidak terpakai/bebas), battery safer (pengaturan untuk meinimalkan penggunaan baterai), Installer (untuk menginstall aplikasi yang ada di SD Card dan bisa juga untuk backup aplikasi), Uninstaller (untuk menguninstall aplikasi di Android dan juga bisa untuk backup aplikasi yang suddah terinstall), App2SD (untuk memindahkan aplikasi yang terinstall di memori internal ke SD Card dan juga untuk melihat aplikasi yang terinstall di memori internal dan SD Card), Task Killer (untuk menutup aplikasi yang berjalan di background), Setting (untuk mengatur hidup/mati wifi, wifi hotspot, mobile data, bluetooth, auto sync data, GPS  receiver, airplane mode, screen timeout, ringer, volume control, dan auto rotation), dan File Manager (untuk mengatur file).  Anda bisa download super tool box secara gratis di Google Play Store.

super+a+tool+box-cache+batery+1
Super aTool Box-Cache Batery
Sekarang bagaimana?? Anda pasti sudah bisa bisa membersihkan cache pada Android Anda. Sangat mudah bukan caranya.


Signature by           
                      DAENG LIRA

KETIKA HATI RELA DENGAN YANG KITA CINTAI MAKA BERKURBANLAH




Ada empat fungsi berkurban.
Pertama, tasyakkur. Artinya bersyukur kepada Allah atas limpahan anugerah dan karunia-Nya kepada kita, baik berupa harta, kesehatan, maupun panjang umur, sehingga kita bisa tetap melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dalam Al-Qur’an, Allah menjelaskan, “Sungguh kami telah memberikan nikmat yang banyak kepadamu, maka laksanakanlah shalat untuk Tuhan-Mu dan berkurbanlah.”
Kedua, tujuan berkurban untuk taqorrub, yakni mendekatkan diri kepada Allah. Memang masih ada sebagian orang yang berkurban bukan untuk mendekatkan diri kepada Allah melainkan hanya sekedar pamer, mencari pujian, dan untuk menunjukkan dirinya masih banyak uang agar disebut dermawan. Niat yang salah tidak apa-apa yang penting dia mau berkurban. Cepat atau lambat kesalahan niat tersebut bisa diperbaiki.
Ketiga, dalam berkurban ada unsur ta’awun, yakni tolong menolong terhadap sesama. Dengan kata lain, berkurban ada unsur sosialnya. Tolong menolong berarti yang kuat menolong yang lemah dan yang kaya menolong yang miskin. Firman Allah, “Tolong menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan taqwa. Dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.”
Keempat, dalam berkurban tidak boleh dilupakan unsur ta’abud, yakni ibadah. Tanpa mengikutsertakan unsur yang satu ini, kurban tidak ada artinya alias tidak diterima di sisi Allah. Dengan demikian, niat dan tujuan kurban tidak boleh salah. Harus ikhlas dan niat dalam rangka melaksanakan ibadah sesuai dengan tuntunan Nabi Ibrahim.
Kisah Habi dan Qabil di kisahkan pada al-Qur'an:
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa". (Al Maaidah: 27)

Disebutkan dalam Al Qur'an, Allah memberi perintah melalui mimpi kepada Nabi Ibrahim untuk mempersembahkan Ismail. Diceritakan dalam Al Qur'an bahwa Ibrahim dan Ismail mematuhi perintah tersebut dan tepat saat Ismail akan disembelih, Allah menggantinya dengan domba. Berikut petikan surat Ash Shaaffaat ayat 102-107 yang menceritakan hal tersebut.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ), dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (Ash Shaaffaat: 102-107)


Lantunan takbir menjelang Idul Adha selalu bergemuruh dan menggema menembus langit-langit dunia mengiringi perginya senja, tanda hari pelaksanaan salat Idul Adha. Sekaligus mengawal sembelihan hewan kurban yang menjadi hari raya ini. Umat Islam pun tenggelam ke dalam ceruk penghayatan ritus ibadah yang sarat makna.

Meningkatnya kesadaran religius umat Islam yang ditandai dengan menggelembungnya kuantitas hewan kurban tentu merupakan fenomena yang menggembirakan. Namun apakah diiringi dengan peningkatan kualitas moral manusianya?.

Pasalnya, kurban bahkan Idul Adha itu sendiri seringkali hanya dipahami sebatas ibadah ritual keagamaan yang rutin. Artinya, setiap umat Islam yang melaksanakan ibadah kurban dan salat Idul Adha hanya mengharap pahala atau surga. Atau bahkan, mereka risih jika status kaya yang dimilikinya belum lengkap jika ada gunjingan bila ia tak berkurban.

Setiap yang melakukan ibadah kurban yang terbayang selalu besarnya pahala dan nikmatnya masuk surga akibat imbalan dari perbuatan kurban yang pernah dilakukan. Adapun nilai atau makna ritual dari ibadah kurban apalagi makna sosialnya seringkali terlupakan.

Jika kita membaca kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. yang merupakan akar sejarah diturunkan ibadah kurban ini, maka kita akan menemukan makna spritualitas yang sangat tinggi.

Secara spiritual, apa yang diteladankan oleh Nabi Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. itu, menunjukkan kepasrahan atau kepatuhan yang total dari hamba kepada Allah dalam menunaikan ibadah.

"Ternyata kepatuhan atau kepasrahan tersebut bukan untuk Tuhan, melainkan untuk manusia itu sendiri. Setiap ibadah memang menuntut adanya totalitas kepasrahan dan kepatuhan. Inilah yang disebut beribadah dengan ikhlas, tanpa pamrih kecuali karena Allah semata," sebut Dosen tetap Fakultas Ilmu Agama Islam UII, Drs Asmuni Mth,M.A, (Dikutip UII.ac.id).

Ini bermakna bahwa kita dalam beribadah tidak boleh terpecah-pecah, atau tidak ikhlas, ingin pamer atau dianggap memiliki tingkat ibadah yang tinggi. Ibadah yang ikhlas dan pasrah adalah jauh dari riya’ (agar dilihat orang ), sum’ah (agar didengar orang lain) sehingga tidak hanya lillah ta’ala melainkan juga billah ta’ala.

Nabi Ibrahim dan Ismail telah membuktikan, agar manusia Muslim jangan sampai terpenjara oleh kecintaan kepada dunia (harta, kedudukan, jiwa raga) secara berlebihan dan membawa dirinya lupa kepada hakikat dan tujuan hidupnya yang sejati yakni memperoleh keridhaan Allah.

"Orang yang tidak memiliki semangat untuk membantu meringankan beban penderitaan orang lain meskipun mereka setiap tahun melaksanakan penyembelihan hewan kurban, belum dapat dikatakan telah melaksanakan ibadah kurban."

"Sebaliknya, meskipun seseorang itu tidak pernah menyembelih hewan kurban tetapi memiliki semangat dan selalu memberi bantuan kepada orang lain yang membutuhkan berarti mereka telah melaksanakan ibadah kurban," bilangnya.

Allah memang selalu menguji kita. Terkadang dia ingin tahu seberapa besar keimanan dan kecintaan kita kepada-Nya, apakah kita masih menomorsatukan dia atas segala apapun yang fana yang kita miliki saat ini?.

Idul Adha selalu mengajarkan kita untuk selalu merelakan segala sesuatu yang kita cintai, atau ketika kita harus merelakan kepergian sesuatu yang sudah sangat kita jaga begitu lama.

Maka tetaplah berbaik sangka, karena sesungguhnya rencana dan ketetapan-Nya maha indah, bahkan lebih dari apa yang kita harapkan. Semakin cepat ikhlas, semakin cepat diganti dengan yang lebih baik.

Ikhlas bukanlah saat kita mengatakan, “aku sudah ikhlas”. Pada dasarnya keikhlasan bukan sesuatu yang diucapkan oleh mulut, melainkan dari hati. Saat kita ikhlas, itu berarti kita tidak akan mengungkitnya lagi ke belakang.

Saat kita ikhlas, itu berarti saat ada yang membicarakannya, kita sudah mampu meresponnya dengan tersenyum. Senyum keyakinan, bahwa Sang Pencipta akan segera mengganti kesedihan kita dengan kebahagiaan yang berkali lipat.

Saat kita ikhlas, maka tidak akan ada rasa sakit yang dapat menyentuh kita. Karena kita sudah ikhlas. Karena kita berbaik sangka pada Allah. Karena kita percaya Allah akan menggantinya. Karena kita percaya Allah memiliki rencana yang lebih baik.

Ketika kita telah benar-benar ikhlas…
KETIKA HATI RELA DENGAN YANG KITA CINTAI
DAN JUGA RELA BERKORBAN DENGAN YANG DI CINTAI-NYA (ALLAH)
MAKA BERKURBANLAH ATAS NAMA-NYA (ALLAH)




Signature by           
                      DAENG LIRA