Rabu, 30 Juli 2014

KANCA DUSTA


                      Belakangan ini Dunia Perpolitikan seakan menjadi incaran para elit Negeri, mereka seakan melihat Dunia Perpolitikan bak ladang emas sehingga mereka berebutan dan berbondong-bondong hendak terjun ke Dunia Perpolitikan. Meski sekalipun mereka tidak mengerti tentang Politik, bagi mereka berhasil merebut kursi bukan mereka yang mengerti dan menguasai Ilmu Politik. Tetapi mereka yang menguasai dan lihai menjual janji, sehingga mampu membuat hati rakyat melambung penuh harap dengan janji manis yang mereka tawarkan. Ya, begitulah keadaan Dunia Perpolitikan di Bumi Pertiwi beberapa episode belakangan. Kecurangan terjadi di setiap sudut, apapun mereka lakukan untuk mendapatkan angka terbanyak menuju kuasa. Kejujuran menjadi barang usang yang tak laku sama sekali, kebenaranpun diobral namun seorangpun tak hendak meliriknya. Yang populer hanyalah kecurangan, apapun akan dilakukan demi Kursi Kekuasaan yang kelak akan menjamin kepuasan jika mereka berhasil merebutnya dari tangan rakyat.
                           Bagi mereka yang sulit hanyalah merebut kursi itu dari tangan rakyat, namun apabila mereka telah berhasil merebutnya. Maka yang akan menjadi armada pemegang kendali adalah mereka. Rakyat hanya akan gigit jari, menunggu janji yang tak kunjung ditepati. Janji hanya tinggal janji, rakyat selamanya akan tetap menjadi rakyat. Yang suaranya selalu terselip dilipatan angka-angka, “suara kami memang dicatat di kertas, direkam di komputer, diputar lewat pengeras suara. Tapi suara kami selalu dihitung tanpa nomor dan halaman, hingga api suara kami tetap terselip di lipatan angka-angka. Hanya membakar-bakar dada.” (Suara Kami Selalu Terselip Di Lipatan Angka-Angka,Jamal D. Rahman. 2003)
                           Republik yang katanya menganut Sistem Demokrasi ini, yang katanya pemegang kekuasaan tertinggi adalah rakyat. Kedaulatan berada di tangan rakyat. Namun sayang sungguh sayang, rakyat dibuat tak lebih dari Boneka. Yang hanya bisa menurut apa kata Si Empunya. Sembako naik, rakyat hanya bisa mengeluh dan tetap membeli semampunya. BiayaPendidikan mahal, jika ingin anak tetap mengenyam Pendidikan maka berhutang ke sana ke mari untuk tetap dapat membayarnya tak jadi masalah. BBM tak mau ketinggalan di bawah, ia pun naik. Rakyat hanya bisa mengusap dada, ada yang mencoba bersuara. Namun lagi-lagi suaranya disambar Sang Garuda. Inikah arti demokrasi sesungguhnya?
                           Dunia Perpolitikkan memang penuh warna, kursi empuk yang di impor dari Negeri tetangga sungguh sangat menggoda. Sampai-sampai ada yang dibuat terlelap saat mendudukinya. Kemewahan yang sangat luar biasa. Lalu dimana rakyat yang dulu pemilik kursi itu, yang telah memberikan kekuasaan kepada empunya yang baru dengan penuh harap akan janji yang tlah ditawarkan dan berhasil membuat rakyat melambung, hanyut dibuai harap? Apakah mereka lupa, mereka tidak ingat, meraka ingat tapi pura-pura tak ingat, atau mereka sengaja melupakannya? Entahlah....karena yang pasti kecewa ya pastilah rakyat, dan mereka yang tlah berhasil merebut kursi kekuasaan dari tangan rakyat itu pastilah hidupnya sudah sangat bahagia.
                           Kekecewaan rakyat tidak sampai di situ saja, mereka yang memiliki kekuasaan tidak puas dengan apa yang telah mereka miliki, namun sesuatu yang seharusnya menjadi hak milik rakyatpun masih saja mereka rampas. Jika sudah ketahuan, tak seorangpun yang mau mengaku. Semua belagak suci, semua mengaku benar dan sedikitpun tak mau disalahkan. Korupsi jutaan, milyaran, bahkan triliyunan rupiah seakan menjadi budaya para penguasa di negeri ini. Jika terbukti, maka mulailah mereka kembali hendak mencuri simpati rakyat, berawal dengan permintaan maaf yang sebesar-sebesarnya atas kekhilafan yang dilakukan. Karena fitrah manusia yang tak pernah luput dari salah dan dosa. Fitrah manusia yang tak pernah merasa puas, maka mereka kembali berhasil meraih simpati rakyat.
                           Saat ini para penguasa seakan menyulap Dunia Perpolitikan menjadi Kanca Dusta, tempat bernaungnya Kebohongan. Selalu ada cela untuk kecurangan, mulai dari berbagai bentuk kasus suap, pengadaan Al-quran, dan masih banyak kasus korupsi lain yang dilakukan para penguasa Negeri. Kita sebagai rakyat, jika kejadian ini tak ingin lagi terulang, maka kita sudah seharusnya menjadi sedikit lebih cerdas. Jangan lagi mau di buai dengan janji jika tidak terbukti, lihatlah sesuatu itu dari sudut kebenaran dan kejujuran. Kita harus mampu memilih yang terbaik. Jangan terlena dengan kesenangan sesaat, fikirkanlah masa depan bangsa kita kedepan. Nilailah segala sesuatu dengan hati nurani, jangan biarkan lagi dunia perpolitikan kita menjadi Kanca Dusta bagi mereka penguasa yang hanya menggilai dunia. Carilah pemimpin yang dapat mempertanggungjawabkan kepercayaan yang telah kita berikan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Pemimpin yang takut akan salah, pemimpin yang tak ingkar janji dan pemimpin yang peduli.


Sumber : Mba Era Susanti Blog

Kendaraan RI 1 ala Bapak Jokowi

Mobil kepresidenan ala Joko Widodo menarik ditelisik. Daya jelajah tinggi dan komitmen untuk mengabdikan sebagian besar waktu di lapangan tentu harus ditunjang dengan tunggangan berkualitas.

Lantas, apa pilihan mobil kepresidenan Joko Widodo? Calon presiden yang telah ditetapkan sebagai pemenang pemilu dengan meraih 53,15 persen suara itu tidak mau ambil pusing soal mobil apa yang nanti bakal digunakannya bertugas sebagai orang nomor satu di Indonesia.

"Gampanglah. Saya disuruh naik apa saja bisa kok," ujar Jokowi pada wartawan CopasOnline di rumah pribadi di Jalan Kutai Utara, Solo, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.

Jokowi sendiri belum mengetahui mobil jenis apa yang akan diberikan jika nanti resmi menjadi presiden. Sepengetahuannya, mobil kepresidenan terdiri dari beberapa mobil. Dia tinggal memilih sesuai kebutuhan.

"Kan mesti kendaraannya apa-apa saja. Masa hanya satu, dua, tiga. Mestinya banyak. Meski saya belum tahu, saya bisa pakai semua," ucap Jokowi.

Kijang jadi mobil RI-1?



Jenis mobil apa pun yang bakal ditunggangi Jokowi akan menarik perhatian. Mengingat, ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta, mobil dinas Toyota Land Cruiser ditolaknya. Jokowi lebih memilih Toyota Innova.

Majalah Auto Bild Indonesia edisi 294 dengan apik mengulas apa Jokowi kembali memilih Kijang sebagai mobil dinas presiden. Menurut sumber artikel itu, harus ada perubahan signifikan jika hal itu benar-benar terjadi.

Pertama, Innova diberikan pelindung khusus. Rangka dan bodi mobil harus di-reinforce ulang agar mampu menopang komponen pelindung. Material pelat bodi luar pun juga mesti disesuaikan agar tahan akan senjata.






Pertama, Innova diberikan pelindung khusus. Rangka dan bodi mobil harus di-reinforce ulang agar mampu menopang komponen pelindung. Material pelat bodi luar pun juga mesti disesuaikan agar tahan akan senjata.

Selain reinforce bodi, seluruh kaca juga harus diperkuat. Kaca bisa dikombinasikan dua atau lebih jenis kaca yang keras atau lunak. Jenis kaca lunak membuat kaca elastis saat terkena tumbukan dari luar sehingga sulit pecah.
 

Kaca Anti peluru


ga lucu banget kalo mobil Kepresidenan di berondong kek gini


Demikian juga dengan ban. Ban mobil Kijang yang digunakan presiden harus sesuai dengan standar, yakni menggunakan sistem run flat tyre. Ban juga bisa diperkuat dengan kevlar dan penguat pelat baja.



Ban sistem run flat tyre dan di perkuat dengan kevlar



Terakhir, meng-upgrade mesin agar jauh lebih bertenaga.

Mesin dengan kekuatan 4.000 cc VVTI

Misalnya mengganti mesin dengan unit 4.000 cc V6 VVT-i yang menghasilkan tenaga lebih besar dari Toyota Fortuner yang biasa diekspor ke kawasan Timur Tengah.


Ini kendaraan Paspampres

Signature by           
                      DAENG LIRA

Senin, 14 Juli 2014

Radio Anti Jamming Militer

PT LEN MENCIPTAKAN RADIO KOMUNIKASI BUAT MILITER


“TES… satu, dua, tiga… satu, dua, tiga… dikopi,” ucap Sri Yuniardi, peneliti alat komunikasi militer dari PT LEN Industri. Ia tengah mempraktikkan bagaimana cara kerja produk inovasi Manpack Alkom FISCOR-100. Alat komunikasi militer buatan PT LEN Industri (Persero) itu merupakan salah satu inovasi unggulan PT LEN yang pernah memperoleh penghargaan Anugerah Rintisan Teknologi Industri 2009 dari pemerintah. Manpack Alkom FISCOR-100 dikembangkan sejak 2001 oleh PT LEN Industri. Nama ‘100’ diambil dari peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-100 pada 2008. Tujuannya untuk membangkitkan industri berbasis teknologi dalam negeri.
Bermula dari keinginan TNI untuk mengembangkan dan memproduksi alat komunikasi militer buatan dalam negeri. Pada periode 2001-2003, Puslitbang TNI bekerja sama dengan PT LEN Industri dalam program RUK Kementerian Riset dan Teknologi untuk mengembangkan alat komunikasi radio antisadap dan anti-jamming.
Alat komunikasi militer memiliki fungsi sangat strategis karena membantu keberhasilan operasi militer dan membantu komunikasi pasukan yang berada di lapangan dengan unit-unit lainnya di tempat berbeda. Hasilnya? Para periset PT LEN Industri berhasil menciptakan prototipe alat komunikasi VHF FH dengan kecepatan hopping 1 hope/sec. Kemudian pada 2007 PT LEN Industri berhasil melakukan rancang bangun mandiri alat komunikasi Manpack HF Spread Spectrum Frequency Hopping, dengan kecepatan hopping 5 hope/sec. Alat tersebut terus disempurnakan hingga 2008 agar kecepatan hopping bisa mencapai 5, 10, 20, dan 50 hope/sec dan random hop speed yang tidak dimiliki alat komunikasi militer lainnya.
Antisadap
Di kelas HF inilah alat komunikasi FISCOR-100 menjadi yang tercepat. Manpack Alkom FISCOR-100 beroperasi pada rentang frekuensi 2 Mhz hingga 3 Mhz dengan 256 channel, dan kebutuhan pasokan tenaga 12 Vdc-24 Vdc. Peralatan ini bisa digunakan untuk komunikasi pada level peleton hingga batalion.
Menurut Sri Yuniardi, alat komunikasi militer berupa radio memang harus bebas jamming dan tidak bisa disadap. Karena itu, frekuensi yang diambil ialah frekuensi yang tidak dipakai. “Radio militer bekerja di trek 2 Mhz sampai 3 Mhz. Bisa juga sekelas 7 Mhz. Di dunia militer, para ahli frekuensi radio akan mengambil gelombang radio yang kosong. Ini bedanya dengan radio komersial. Setiap kali on air, radio komersial akan didengar banyak orang, sedangkan di militer tidak,” terangnya. Frekuensi radio ini menjadi jantung pada alat komunikasi FISCOR-100.
Dua perusahaan asing dari Australia dan Prancis pernah bekerja sama dengan PT LEN Industri untuk pengembangan alat komunikasi militer ini. Namun, kemudian PT LEN Industri mengembangkan alat komunikasi sendiri dengan mengombinasikan keunggulan teknologi alat komunikasi produksi kedua negara mitra tersebut.
Para periset banyak belajar dari pengalaman kedua negera dalam mengembangkan alat komunikasi militer. “Kami belajar membuat alat-alat komunikasi militer dengan Q-Mac Australia dan Thales Prancis. Thales merupakan industri komunikasi terbesar di dunia saat ini. Dan yang paling rumit ialah masalah frekuensi. Ahli frekuensi di Indonesia minim. Mau tidak mau, kita semua harus belajar masalah frekuensi dan enkripsi,” ungkap Yuniardi.
Dengan kombinasi ini tentunya produk PT LEN Industri jauh lebih unggul. Teknologi tersebut memiliki kandungan lokal 85%, sedangkan untuk komponen handset, elektronik, dan konektor masih diimpor. Komponen dalam negeri dengan sistem komunikasi yang dirancang secara khusus sangat menguntungkan bagi TNI. Sebab, sistem komunikasi buatan luar negeri belum tentu aman karena akan dirancang untuk kepentingan negara pembuat. Untuk itu, sistem keamanan dalam komunikasi dirancang khusus dan hanya pemakaianya yang tahu. Alat tersebut bisa didesain sesuai keinginan.
Pembuktian antisadap ini diperlihatkan saat uji coba. Ketika alat tersebut dipakai berkomunikasi, di frekuensi biasa hanya terdengar suara gelombang radio tanpa ada suara. Kadang bunyinya agak bising, tapi tanpa ada yang bercakap-cakap. Padahal di balik itu sedang terjadi komunikasi antarpemakai. Hal tersebut menunjukkan alat komunikasi itu telah dilengkapi comsee sehingga tidak muncul percakapan di udara layaknya penyiar radio. Suara yang keluar dari percakapan antarpihak di lapangan telah dienkripsi sehingga mempersulit orang atau pihak musuh melakukan penyadapan.
“Intinya suara dikacaukan,” ujar Yuniardi. Sebetulnya komunikasi bisa bocor ke sipil atau pihak musuh apabila kunci frekuensinya sama. Untuk mencegah kebocoran informasi, perlindungan atau keamanan komunikasi harus ditangani oleh tiap negara. Termasuk saluran telepon presiden, lembaga-lembaga strategis, dan agen rahasia di negara-negara maju telah dienkripsi dengan kode-kode khusus. Oleh karena itu, bila produk komunikasi militer masih mengandalkan impor, dikhawatirkan rahasia negara bisa bocor ke negara lain lewat penyadapan alat komunikasi.
Uji coba alat komunikasi tersebut sudah dilakukan dari Bandung ke Surabaya dengan jarak 400 km. Dalam uji coba itu terbukti radio komunikasi militer ini aman dari penyadapan dan jamming. Kecanggihan alat tersebut diganjar penghargaan Upakarti, Desain Terbaik, dan Kreasi Prima. Peralatan berbentuk kotak berwarna hijau tentara ini memiliki berat 5 kg dengan baterai yang tahan dipasang selama 24 jam. Baterai yang dipakai bisa diisi ulang dengan memakai energi solar cell. Satu amphere solar cell bisa mengisi baterai selama 1 jam.PT LEN Industri kini sedang melakukan perbaikan- perbaikan, terutama untuk berat radio dan antene. Menurut Yuniardi, saat ini bobot radio masih terlalu berat. “Kalau bisa, di bawah 5 kg, yakni dengan cara mengurangi konsumsi daya baterai. Kemudian antenanya juga kurang efisien.” Antena HF yang menggunakan frekuensi rendah membutuhkan antena panjang untuk bisa menerima frekuensi yang bagus. PT LEN Industri saat ini sedang mengembangkan Manpack FISCOR-100 dari sistem analog menuju digital. Risetnya sudah dimulai sekarang ini.



Signature by           
                      DAENG LIRA

Sabtu, 12 Juli 2014

Merpati Versus Elang


Saudara saudara sekalian yang saya cintai dan saya banggakan, Masih dalam suasana ramadhan membuat kita mawas diri dan introspeksi diri tentang diri kita, sehingga kita mampu membuat amalan amalan untuk diri kita.

Saudara saudara sekalian yang saya cintai dan saya banggakan, sambil menunggu pengumuman resmi penetapan Presiden oleh KPU, maka coba renungkan siapa pemimpin kita yang akan datang, Dua capres yang ada saat ini yakni pak Jokowi dan pak Prabowo adalah manusia2 pilihan rakyat (walaupun itu di usulkan oleh Parpol). tapi saya mengajak untuk memaknai dari kedua figur tersebut.

 Saudara saudara sekalian yang saya cintai dan saya banggakan, Kedua Capres kita saya ibaratkan adalah Burung, pak Jokowi adalah Burung Merpati, sementara Pak Prabowo adalah Burung Elang. Kenapa saya mengibaratkan dengan burung ? karena saya adalah laki laki yang punya burung :D

1. Mengapa Burung merpati ??? silahkan baca di Makna Merpati

2. dan Mengapa burung Elang??? juga silahkan baca di Makan Elang

Kalau yang di tetapkan oleh KPU adalah :

Pak Jokowi ... maka manusia Indonesia adalah manusia yang mewakili cinta dan kasih sayang (jadi ingat merpati tak pernah ingkar janji :)

Pak Prabowo ... maka manusia indonesia mewakili kerelaan untuk meninggalkan perilaku lama agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik dimasa depan.

Salam Indonesia Damai ..... MERDEEEKKKKKKAAAAAAA



Signature by           
                      DAENG LIRA

Senin, 07 Juli 2014

BERANI CONTOH KORUT ???

Pemimpin Muda Korut ini Terus Lakukan “Pembersihan”

Korut
Pemimpin Korut Kim Jong-Un dan Deputi (paling kanan) yang baru dicopotnya.


Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un (31 tahun) kembali melakukan pembersihan orang-orang yang dianggap kurang loyal terhadapnya. Yakni Direktur Biro Politik Umum Tentara Rakyat Korea, Choe Ryong Hae. Sebagai penggantinya, Jong-Un menunjuk orang kepercayaannya, Hwang Pyong So yang menjabat sebagai Wakil Marsekal tentara Korut. Choe ikut berjasa menghabisi paman Jong-un, Jang Song-thaek sehingga diangkat sebagai deputi. Namun ia dikabarkan menghilang sejak 11 April.

Dia tidak hadir pada rapat umum membahas pilot pesawat tempur di Pyongyang pada 15 April dan upacara ulang tahun ke-82 Angkatan Darat , Jumat Korut. Ketidak hadirann Choe memunculkan isu, yang bersangkutan sudah dihabisi Jong-un. Namun sosok politisi senior berusia 70 tahunan itu memang sedang menderita penyakit diabetes sehingga Jong-Un memerintahkan untuk beristirahat. “Choe mungkin telah dipecat karena kesalahannya atau secara sukarela mengundurkan diri karena alasan kesehatan, kita belum mengetahui,” kata Yang Moo Jin, profesor di University of North Korean Studies di Seoul.

Hwang (64 tahun), merupakan seorang pejabat tinggi di Departemen Panduan Organisasi partai yang berkuasa dengan sebuah portofolio yang mencakup perlindungan fisik dan politik Kim Jong-Un. Namanya mulai muncul pada pertengahan tahun 2000-an ketika Kim Jong-Il, telah menyelesaikan pengaturan siapa yang akan menggantikannya sebagai pemimpin. “Dia menjadi salah satu mentor Kim Jong Un dan telah dekat dengannya selama sekitar 10 tahun, jadi dia sudah dipersiapkan untuk peran ini,” kata kata Michael Madden, penulis dan editor situs web NK Leadership Watch.

Perubahan kepemimpinan di sekitar Kim Jong-Un memicu kekhawatiran akan rencana uji coba nuklir keempat. Masyarakat internasional menentang keras rencana uji coba itu setelah sejumlah citra satelit baru-baru ini menunjukkan adanya peningkatan kegiatan di lokasi uji coba utama negara itu. “Hal itu membuat Hwang, yang punya hubungan pribadi yang dekat dengan Kim Jong Un, menjadi orang terkuat kedua di negeri itu,” kata Michael Madden, penulis dan editor situs web NK Leadership Watch.


 KRONOLOGI “PEMBERSIHAN” ALA KIM JONG-UN
30 DESEMBER 2011: Kim Jong-un mengambil alih kepemimpinan Korut gantikan ayahnya, Kim Jong Il, yang meninggal dunia.
18 JULI 2012: Mengukuhkan diri sebagai panglima tertinggi Korut
07 Maret 2013:Mulai mengeluarkan ancaman melakukan ‘serangan nuklir kepada Amerika Serikat dan menyerbu Korea Selatan.
10 DESEMBER 2013: Pecat dan eksekusi mati pamannya sebagai orang nomor dua di Korut, Jang Song-thaek.
12 DESEMBER 2013; Buat pengumuman yang membangkang Kim Jong-un akan dibersihkan
01 MEI 2014: Mengganti Choe Ryong Have, orang nomor dua Korut setelah pamannya diekskusi mati.

KIM JONG-UN
* Lahir 8 Januari 1983 (umur 31 tahun)
* Pemimpin Tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea
* Putra Kim Jong-Il (1941-2011) dan cucu dKim Il-Sung (1912-1994).
* Putra bungsu Kim Jong-il dengan salah seorang istrinya, Ko Young-hee.
* Sejak akhir 2010 dianggap sebagai pewaris kepemimpinan Korea Utara.
* Mewarisi wajah, bentuk tubuh, dan kepribadian ayahnya.
* Terobsesi dengan permainan basket di komputer
* Pernah mengundang pemain NBA Dennis Rodman ke rumahnya
* Mengidolakan penyanyi Inggris Eric Clapton.
* Gemar minum dan menggelar pesta sepanjang malam
* Sosok yang canggung secara sosial.
* Tidak membuat kontak mata saat berjabat tangan.


Sumber: Googling

Signature by           
                      DAENG LIRA

Kamis, 03 Juli 2014

Polisi Jujur dan Berwibawa


Kepolisian Negara Repiblik Indonesia (Polri) adalah masih seringnya dijumpai penyalahgunaan wewenang. Bukan hanya dilakukan oleh bawahan yang memang secara langsung berhadapan dengan warga masyarakat, tetapi justru penyalahgunaan wewenang itu bersumber dari pimpinan di suatu wilayah.
Kita sering membaca di media cetak atau menonton di media elektronik berbagai kriminalitas yang meresahkan masyarakat, terutama di kota-kota besar, tetapi belum mampu diungkap secara tuntas oleh kepolisian. Apakah kualitas pengabdian dan profesionalitas polisi sudah menurun?
Kalau dikatakan polisi mulai goyah integritas dan profesionalitasnya, itu tidak terlepas dari pembinaan yang tidak responsif dan bersinambung oleh pimpinan Polri. Setidaknya perlu ada ukuran dan parameter sejauhmana tingkat keberhasilan Polri dalam melaksanakan tugas. Tidak hanya diukur dari kuantitasnya, karena yang sangat penting adalah kualitas dari rangkaian tugas itu betul-betul dirasakan masyarakat.
Setidaknya ada indikasi ke arah itu, sebab selama ini Polri selalu disorot berkaitan dengan rekrutmen, mutasi, dan penentuan jabatan bagi anggota Polri yang tidak transparan. Kondisi demikian membuka peluang terjadinya penyelewengan wewenang yang hampir tidak pernah disebabkan dari bawah. Penyimpangan anggota Polri tidak selalu disebabkan oleh watak individu bawahan, tetapi mencontoh pada perilaku pimpinan, atau terpaksa mengikuti keinginan atasan melalui pemberikan upeti.
Pimpinan yang Bermitra
Ada ungkapan yang cukup menarik sering terlontar dalam obrolan di warung kopi, bahwa saat ini amat susah mencari “polisi jujur”. Kalau pun ada, pastilah itu polisi tidur atau patung polisi. Tetapi bagi anggota Polri yang selalu jujur dan mengabdi sepenuhnya dan jumlahnya jauh lebih banyak, tudingan itu jelas menyakitkan. Hanya saja terpaksa diterima lantaran hampir setiap hari publik merasakan dan menyaksikan ada oknum polisi yang tidak jujur dengan melakukan pungutan liar atau menyakiti hati rakyat.
Perilaku tidak jujur juga kadang terjadi saat menangani perkara kejahatan yang kadang membuat masyarakat tidak percaya pada polisi. Akibatnya, wibawa Polri terus tergerus di tengah upaya membangun citra lantaran ulah segelintir oknum anggota di lapangan, bahkan juga oknum pimpinan yang cenderung tidak bersahabat dengan stakeholder masyarakat.
Sangat susah membangun hubungan baik dengan institusi kepolisian jika ada oknum pimpinannya yang tidak memiliki kemampuan untuk membangun kemitraan dengan berbagai komponen masyarakat. Itulah yang disebut sebagai upaya mendekatkan polisi dengan masyarakat yang akan dilayanai dan ditertibkan.
Harapan publik agar institusi penegak hukum berbaju cokelat itu bisa diterima oleh masyarakat, setidaknya harus berwibawa karena dalam melaksanakan tugas selalu mengayomi, bersikap jujur, dan bebas dari praktik korupsi. Harapan ini bukan tanpa tanpa garansi. Sebab begitu banyak uang negara yang dipakai mendidik mental dan menggaji anggota Polri.
Tetapi untuk menumbuhkan perilaku jujur dan berwibawa bagi anggota polisi, harus dimulai dari pimpinan yang bisa dijadikan contoh bagi bawahan. Jangan lagi ada pimpinan yang selalau doyan menerima upeti dari bawahan, membiarkan atau bahkan mengarahkan untuk membengkokkan kasus yang sedang ditangani.
Permintaan setoran bagi bawahan agar lulus pendidikan atau meraih jabatan tertentu, selalu dilakukan di ruang gelap. Hanya dengan operasi khusus yang bisa membongkarnya. Hal ini sangat memengaruhi psikologis bawahan yang setiap hari bersentuhan dengan masyarakat. Mereka akan terbebani oleh kondisi internal di kantor yang kurang memberi ruang untuk berperilaku jujur.
Reformasi Total
Rakyat begitu merindukan sosok polisi yang bisa dibanggakan karena jujur, bersih, profesional, dan berwibawa. Jika suatui kasus yang meresahkan masyarakat berhasil dibongkar polisi, dipastikan akan mendapat sambutan dan respek luar biasa dari masyarakat. Apalagi warga masyarakat begitu mudah merasakan kekuasaan besar polisi yang hampir-hampir susah dilawan.
Hampir semua tindakan polisi selalu didasarkan pada aturan hukum yang menyertainya. Tetapi kekuasaan yang besar dan kadang diselewengkan dalam melakukan penegakan hukum sudah pasti tidak sejalan dengan harapan masyarakat. Apalagi tindakan itu selalu dibalut dengan penertiban dan penegakan hukum yang membuat masyarakat gerah lantaran tidak proporsional.
Untuk memperbaiki polisi agar lebih dekat dengan masyarakat, kiranya reformasi tahap kedua Polri sampai tahun 2014 dengan sasaran “membangun kerja sama yang erat (partnership building) dengan berbagai komponen masyarakat”, harus terus digelorakan. Sebab sampai saat ini belum menuai hasil, terutama karena ada pimpinan Polri yang kurang mampu menggalang keterlibatan luas stakeholder masyarakat.
Polri harus sadar bahwa tugas menjaga kamtibmas dan penegakan hukum tidak akan berhasil dengan baik tanpa dukungan masyarakat. Maka itu, reformasi Polri perlu didesain secara totalitas dengan sasaran membersihkan institusi Polri dari perilaku korup yang memanfaatkan suatu kasus sebagai sumber uang.
Jangan sampai rakyat selalu merasa tidak nyaman jika bersentuhan dengan polisi karena takut dicari-cari kesalahannya atau dimintai uang, sehingga menjadi saksi sekalipun tidak bersedia. Memperingati hari Bhayangkara tahun ini, Polri harus lebih gesit menata diri, harus berani berkata “tidak” pada upaya suap dan setoran yang tidak halal.
Jika terjebak pada perilaku korup seperti menerima suap, maka tidak akan mampu melepaskan diri dari belengggu kejahatan. Sebab korupsi (suap) adalah sumber dari segala kejahatan yang menodai integritas dan kredibilitas institusi. Publik selalu terobsesi pada sosok pimpinan polisi yang jujur, bersih, dan berwibawa seperti Hoegeng Imam Santoso yang menjadi kepala Polri pada 1968-1971.(*)


Oleh;
Marwan Mas
Guru Besar Ilmu Hukum Universitas 45



Signature by           
                      DAENG LIRA

Rabu, 02 Juli 2014

Aiptu Al Siswandi Polisi yang cinta lingkungan


PROFIL
AIPTU SISWANDI, POLISI YANG CINTA TERHADAP LINGKUNGAN 
(Peraih Kalpataru 2014 Kategori Pengabdi Lingkungan)

Dalam memperingati hari jadi ke-68, Polri patut berbangga hati karena memiliki deretan insan Bhayangkara yang berprestasi. Ditengah sorotan publik akan tindakan oknum-oknum yang mencoreng nama baik Kepolisian, anggota Polri sejati tetap menjalankan tugas dengan sepenuh hati, tanpa pamrih dan kehadirannya berguna bagi masyarakat di sekitar.

Satu dari sekian banyak anggota tersebut adalah AIPTU Al Aswandi. Sosok Sederhana yang berdinas di Polres Payakumbuh Polda Sumatera Barat. Beliau adalah salah satu dari penerima Penghargaan Kalpataru dari Presiden Republik Indonesia untuk kategori Pengabdi Lingkungan hidup pada tahun 2014.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Wakil Presiden RI Prof. Dr. H. Boediono, M.Ec pada tanggal 5 Juni 2014 di Istana Wakil Presiden.

Pengusulan dirinya sebagai peraih Kalpataru dilakukan oleh Kementerian Lingkungan hidup daerah Sumatera Barat setelah menerjunkan tim surveynya berjumlah 9 orang ke daerah Nagari Sitanang, Kec. Lare Sago Halaban Kab. Limapuluh Kota.

Disela-sela kesibukannya mengabdikan diri pada Negara melalui Kepolisian, beliau tidak melupakan kecintaannya pada lingkungan sekitar. Rasa kecintaan tersebutlah yang mendorong Aiptu Al Aswandi untuk merawat dan memanfaatkan sumber daya alam agar berguna bagi masyarakat di Daerah Nagari Sitanang, Kec. Lare Sago Halaban Kab. Limapuluh Kota Prov. Sumatera Barat.

Berkat kerja keras, ide dan gagasan, AIPTU Al Aswandi bersama masyarakat membangun saluran irigasi yang dapat mengairi sekitar 75 hektar sawah masyarakat sekitar pada tahun 2002. Sehingga dari sawah yang dahulunya hanya sampu panen sekali dalam setahun kini berkat sistem pengairan yang baik sawah-sawah tersebut mampu dipanen tiga kali dalam setahun. Selain itu pada tahun 2009 beliau juga mengembangkan tanah seluas 50 hektar untuk tanaman mahoni, karet cokelat petai serta durian.

Tidak hanya mengembangkan lahan, AIPTU Al Aswandi juga membuat turbin mini dengan memanfaatkan aliran sungai sebagai sumber tenaga listrik. Turbin mini tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk sumber energi sebelum masuknya pasokan listrik dari pemerintah. Kini setelah masyarakat telah mendapat fasilitas listrik dari pemerintah, turbin mini tersebut digunakan sebagai saranan sumber penerangan pada bidang perikanan.

AIPTU Al Aswandi bekerjasama dengan instansi setempat juga mendirikan Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SKPD) untuk melakukan penyuluhan-penyuluhan baik di bidang pertanian, kehutanan dan perikanan bagi warga masyarakat. Maka dari itu lahirlah kelompok tani dan kelompok perikanan yang diberi nama oleh masyarakat yaitu Ngalo Tabua.

Sumber: Div Humas Polri
            
                      DAENG LIRA