Tahukah kamu kalau ternyata ada perbedaan yang mendasar antara, pintar atau pandai, cerdas, dan jenius? Bagi sebagian orang, mereka akan bilang bahwa ketiga hal tersebut tidak ada bedanya karena pada dasarnya ketiga hal tersebut mengarah pada suatu keadaan yang sama, yaitu di atas rata-rata. Namun, ada juga yang tidak tahu atau meraba-raba, apa sih sebenarnya perbedaan antara pintar, cerdas dan jenius? Nah, untuk itu di sini saya akan mencoba untuk menjelaskan perbedaan mengenai ketiganya dari perspektif saya karena ada beberapa perspektif yang juga mengemukakan perbedaan pintar, cerdas, dan jenius.
Untuk
itu, pertama-tama saya akan menjelaskan mengenai pintar. Dalam benak
kalian apakah sudah memiliki gambaran apa yang dimaksud dengan pintar?
Kalian berpikir bahwa pintar itu tidak dapat dimiliki dengan begitu
saja, orang yang pintar itu rajin belajar, orang yang pintar itu
dianggap menguasai bidang yang dipelajarinya, dan lain-lain. Nah, dari
pernyataan tersebut, berarti kita telah mengetahui bahwa orang yang
pintar itu butuh yang namanya proses. Mereka butuh mempelajari sesuatu
terlebih dahulu sampai mereka dapat sepenuhnya mengerti akan hal yang
dipelajari itu. Dari proses yang mereka lakukan itulah akhirnya mereka
mendapat ilmu yang membuat mereka dianggap pintar. Maka dari itu, orang
pintar itu dapat dibentuk walaupun mulai dari nol.
Lalu,
yang kedua ada cerdas. Kadang-kadang kita suka bilang si A cerdas ya
daripada menggunakan kata pintar. Mengapa bisa begitu? Hal tersebut bisa
terjadi misalnya ketika kita sedang mengalami kesulitan yang belum
dapat menemukan penyelesaiannya. Maka, si A yang kita bilang cerdas tadi
akan mampu menyelesaikan permasalahannya itu dengan kemampuannya
padahal sebelumnya si A belum pernah bersentuhan langsung dengan
permasalahan yang dimaksud. Jika dilihat perbedaannya dengan pintar,
maka orang yang pintar akan menyelesaikan masalahnya kalau sudah
melakukan proses pembelajaran terlebih dahulu, kemudian, semua yang
dilakukannya dilakukan berdasarkan teori yang sudah ada dan dilakukan
secara berulang-ulang. Sebaliknya, orang yang cerdas akan dapat
menyelesaikan permasalahan yang terjadi tanpa harus bersusah-payah
mengikuti pedoman yang harus dilakukan. Apa yang dilakukan oleh si A
muncul begitu saja melalui pemikirannya, itu artinya cerdas yang dia
miliki merupakan sifat bawaan dan bukan merupakan proses yang dibentuk
seperti orang pintar. Meskipun demikian, embel-embel kata cerdas ini
tidak dapat disandingkan dengan salah satu bidang ilmu tertentu,
melainkan kata cerdas dipakai secara umum untuk hal yang umum, misalnya
tidak mungkin ada yang bilang si A cerdas fisika, cerdas musik, cerdas
ekonomi, dan lain-lain. Kata yang biasanya digunakan untuk disandingkan
dengan bidang-bidang tertentu tersebut adalah pintar atau jenius. Jadi,
penggunaan kata cerdas biasanya mengarah pada hal yang umum dan biasanya
digunakan kepada orang yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang
muncul.
Dan,
yang terakhir adalah jenius. Kata jenius ini pasti tidak asing bagi
kita di mana kita sering mendengar kata jenius disandingkan dengan suatu
bidang tertentu, misalnya jenius matematika, jenius musik, dan
lain-lain. Kata jenius ini tidak dapat terlepas dari seorang tokoh yang
namanya akan dikenal secara luas, misalnya seperti Einstein, si jenius
fisika. Kenapa Einstein bisa dikatakan jenius dan bahkan namanya dikenal
banyak orang hingga sekarang? Hal itu bisa terjadi karena dia adalah
orang spesial yang berbeda dengan yang lainnya, di mana orang lain hanya
berada pada tingkatan pintar atau rata-rata. Yang membuat Eintein
berbeda adalah pemikiran yang dimiliki. Ada yang bilang bahwa jenius dan
gila bedanya tipis, tetapi keduanya memiliki persamaan, yaitu sama-sama
tidak dapat dimengerti oleh orang-orang pada umumnya. Maksud lainnya
adalah orang lain tidak mengerti apa yang sedang dilakukan atau
dipikirkan oleh orang gila atau jenius itu. Karena itu, jika ada orang
yang melakukan hal-hal di luar kebiasaan yang sudah umum ada akan
dianggap gila. Namun, yang membedakan antara orang gila dan jenius
terletak pada kesadaran. Jika orang gila, apa yang mereka lakukan itu di
luar kesadaran mereka dan mereka tidak pernah memikirkan apa yang
mereka lakukan, yang mereka tahu hanyalah mereka hanya ingin melakukan
apa yang mereka ingin, jika ada orang yang mencoba menghalanginya maka
orang gila tersebut akan memberontak tidak peduli orang yang mencoba
mencegahnya itu siapa dan membawa apa. Nah, jika orang jenius, mereka
tahu apa yang mereka lakukan dan hal itu dilakukan dalam keadaan sadar.
Namun, seringkali orang jenius dianggap aneh bahkan gila karena
pemikiran yang dimilikinya tidak seperti orang-orang pada umumnya. Orang
lain tidak akan mengerti apa yang sedang dilakukan dan dipikirkan oleh
orang jenius karena sudah beda frekuensi, maksudnya orang biasa tidak
akan bisa menangkap gelombang frekuensi yang dipancarkan oleh orang
jenius, karena mereka belum mampu untuk mencapainya. Misalnya, untuk
mengerti suatu benda, orang jenius akan melakukan penggambaran benda
tersebut dengan satu atau beberapa gambaran saja, tetapi bagi orang
biasa penggambaran yang dilakukan akan dilakukan dengan banyak dan
berulang hingga akhirnya mereka mengerti benda yang dimaksud. Dari
contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa orang jenius tidak perlu
berlama-lama dalam mengerti suatu hal dan pemikiran yang dimiliki di
luar nalar orang biasa membuatnya dapat menjadi orang yang spesial dan
sebagai konsekuensinya akan dikenal luas seperti apa yang terjadi pada
Albert Einstein.
Setelah
memaparkan ketiga hal di atas, yaitu pintar, cerdas, dan jenius, maka
kita dapat menyimpulkan perbedaan mendasarnya. Orang yang pintar itu ada
banyak karena orang yang pintar dapat dibentuk di mana ketika seseorang
dengan rajin mempelajari sesuatu dan hal itu dilakukan secara
terus-menerus maka tak heran jika orang tersebut akan menjadi ahli
mengenai apa yang telah dipelajarinya secara terus-menerus itu. Lain
halnya dengan cerdas. Cerdas adalah sifat bawaan dari lahir yang
dimiliki oleh seseorang. Tanpa belajar secara terus-menerus seperti yang
dilakukan oleh orang pintar, orang cerdas akan dapat menyerap yang
dipelajari dengan mudah dan dapat menggunakan kecerdasannya di setiap
saat tanpa harus mengerti terlebih dahulu apa yang sedang dihadapinya di
mana orang pintar perlu memperlajari secara terus-menerus mengenai apa
yang sedang dihadapinya dan keputusan yang diambil pun akan seperti
orang-orang pada umumnya. Untuk lebih mudahnya, orang cerdas akan
menemukan jawaban mirip dengan teori seperti yang telah dipelajari oleh
orang pintar atau bahkan di luar itu tanpa harus mempelajarinya terlebih
dahulu seperti orang pintar membutuhkan proses belajar tersebut.
Kemudian yang terakhir, sebenarnya apa sih perbedaan mendasar antara
cerdas dan jenius? Mengapa saya hanya akan menyimpulkan perbedaan antara
cerdas dan jenius, karena di bagian sebelumnya telah cukup jelas
perbedaan antara pintar dan jenius, jadi untuk yang terakhir saya hanya
akan menjelaskan perbedaan cerdas dan jenius. Menurut saya, perbedaan
cerdas dan jenius terletak juga pada pemikirannya. Jika orang cerdas,
pemikiran hasil penyelesaiannya berupa hal yang tidak pernah terpikirkan
oleh orang-orang pada umumnya dan mereka dapat menerimanya sebagai
suatu hal yang brilian, makanya orang itu disebut cerdas. Sedangkan
orang jenius, hasil pemikirannya masih belum dapat diterima oleh
orang-orang pada umumnya dan bahkan ditolak. Namun, setelah orang jenius
ini tanpa putus asa berada dalam dunia pemikirannya sendiri sehingga
barulah hasil kerjanya dihargai dan dimengerti orang lain, orang itu
akan disebut jenius. Kemudian, penggunaan kata cerdas menjadi bersifat
umum dan biasanya digunakan pada penyelesaian suatu masalah, sedangkan
penggunaan kata jenius akan digunakan pada suatu bidang tertentu,
seperti jenius musik. Sehingga, orang jenius akan menjadi fenomenal
karena hanya sedikit orang-orang yang mendapat predikat jenius dan hal
itu hanya digunakan pada bidang tertentu, tetapi orang cerdas menjadi
tidak tampak seperti orang-orang jenius karena mereka mengerti suatu hal
hanya secara umum dan tidak mendalam seperti orang jenius. Dari
pemaparan perbedaan antara cerdas dan jenius, saya memiliki pandangan
bahwa jenius merupakan evolusi dari cerdas karena di mana terdapat
penambahan dan peminatan yang menjadikan orang jenius lebih dari sekedar
cerdas. Orang yang jenius selain memiliki sifat bawaan yang cerdas,
mereka mencoba untuk berpikir tidak seperti orang pada umumnya dan
ketika menemukan hal yang menarik perhatiannya, hal tersebut akan
didalaminya dengan sungguh-sungguh dengan berdasar pada kecerdasan yang
dimiliki dan pemikiran yang dikembangkannya sendiri jadilah dia menjadi
orang jenius yang jalan pikirannya tidak dapat dimengerti oleh orang
lain.
NB :
IQ (Intelegensi Quotient) adalah daya tangkap seseorang, menurut penyelidikan IQ seseorang mulai dapat di tentukan sekitar umur 3 tahun, daya tangkap seseorang di pengaruhi oleh garis keturunan (genetik) yang di bawanya dari familih ayah atau ibu di samping faktor gizi makanan yang cukup.
IQ ini takkan berubah sampai seseorang dewasa kecuali bila ada sebab sebab kemunduran otak seperti ketuaan, kecelakaan dll.
Secara dini untuk menentukan IQ seseorang adalah pada saat ia mulai berkata kata. Ada hubungan langsung antara kesanggupan bahasa si anak dengan IQ-nya.
Para sarjana menetapkan rumus kecerdasan umum (IQ) sbb:
Usia Metal Anak
————————— X 100 = IQ
Usia Sesungguhnya
Genius hampir di atas ........................................................... 140
Sangat Super .....................................................................120-140
Super .................................................................................110-120
Super ..................................................................................90 -110
Normal ................................................................................80 - 90
Bodoh .................................................................................70 - 80
Perbatasan ...........................................................................60 - 70
Dungu ..................................................................................50 - 60
Imbecile ................................................................................25 - 50
Idiot ......................................................................................0 - 25
Usia mental biasanya di tentukan dengan suatu test, di mana test dari Stanford Binet adalah yang paling terkenal.
Demikian sekedar info
Sumber Buku Pintar seri Senior dan Google
Signature by
DAENG LIRA |