Backpacker Ala Jamaah Kompor
Backpakker ala jamaah kompor (img-facebook.com) |
Kemungkinan anda bertanya-tanya, siapa itu jamaah kompor?
Kenapa dinamakan jamaah kompor? Ya memang mereka adalah jamaah yang selalu
berpetualang melakukan perjalanan sambil membawa-bawa kompor. Makanya mereka
sering disebut jamaah kompor.
Nama jamaah ini bermacam-macam bukan saja jamaah
kompor, kalau di sini di tempat saya atau di kota Makassar, jamaah ini disebut
jamaah Kerung kerung, karena markasnya di masjid yang berada di daerah Kerung kerung Makassar. Kalau di Aceh disebut jamaah Taklim. Di Jakarta disebut jamaah Kebon
Jeruk atau JT (jamaah tabligh).. Sebenarnya jamaah ini bukan suatu organisasi
yang punya nama resmi tapi mereka merupakan jamaah dakwah yang menjelajah
pelosok negeri bahkan dunia untuk menyampaikan Kalam Illahi. Jamaah ini pertama
kali digagas di negeri India oleh seorang Syaih yang bernama Muhammad Ilyas.
Sampai sekarang markas dakwah mereka ada di masjid Banglawali yang terletak di
kawasan Nizamuddin di kota New Delhi India. Untuk lebih jelas mengenai jamaah
ini bisa dibaca di sini atau di
sini
Saya pernah berpetualang pastinya dengan cara
backpacker bersama Jamaah ini, menjelajahi daerah-daerah, berpindah-pindah
antara masjid yang satu ke masjid yang lain. Namun hanya di daerah Bogor saja, belum sanggup untuk berpetualang anatr daerah apalagi antar negara, karena keterbatasan ijin dari bos perusahaan tempat saya bekerja.
Tak ketinggalan peralatan memasak seperti
kompor,kuali, penanak nasi selalu dibawa-bawa (makanya disebut jamaah kompor).
Untuk peralatan pribadi adalah ransel yang berisi beberapa potong pakaian,
peralatan mandi, bahkan ada juga yang membawa sleepingbag dan kelambu lipat.
Dengan membawa peralatan memasak sendiri sangat
menghemat dalam pengeluaran untuk makan, kadang satu hari 3x makan hanya 10
ribu rupiah dikumpul dari tiap orang untuk dibelanjakan bahan mentah untuk
dimasak sendiri oleh petugas yang dipilih secara bergilir.
Apa saja yang dimasak oleh teman yang mendapat giliran
masak rasanya nikmat, apalagi dimakan ramai-ramai (berjamaah) dalam satu nampan
yang terdiri dari 4 - 5 orang dalam satu nampan. Menambah keakraban dan sangat
berkesan sekali.
Makan Berjamaah (Ust Arifin Ilham) |
Banyak suka duka yang dirasakan. Karena petualang yang
dilakukan tidak semata-mata untuk tujuan jalan-jalan. Tujuan yang utama adalah
dakwah. Jalan-jalan adalah tujuan yang kesekian. Tapi memang telah diriwayatkan
dalam suatu hadist Rasulullah SAW yang bersabda:
Dari Ubadah bin Ash-Shamit ra., bahwasanya seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah! Izinkan aku untuk mengembara.”
Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya pengembaraan (Wisata) umatku adalah jihad fi sabilillah ‘azza wa jalla.”
(HR. Abu Dawud)
Sehingga selain tujuan utama yaitu dakwah yang juga
termasuk dalam jihad fi sabilillah tercapai maka petualangan atau pengembaraan
yang merupakan wisata bagi umat Rasulullah.
Suka duka banyak saya alami bersama jamaah ini, sering
satu waktu diusir dari masjid, karena pengurus masjid tak mengizinkan kami
menginap dan membuat program di masjidnya. Bahkan pernah dicaci maki dan
dituduh teroris. Namun semangat berpetualang bersama jamaah ini tak kan goyah.
Malah itu merupakan pengalaman yang berharga yang tak akan pernah kita dapatkan
jika kita berpetualang hanya jalan-jalan biasa.
Backpaker ala jamaah kompor ini sungguh unik dan
sangat berkesan pada diri saya. Misalnya jika kita pertama kali ikut rombongan
ini 3 hari saja keluar kota. Maka kita akan diajak blusukan ke gang-gang dan
lorong-lorong sempit menjumpai saudara-saudara kita yang tinggal di daerah itu
untuk bersilaturahmi dan berkenalan seraya mengajak juga hadir di masjid untuk
sholat berjamaah dan mengikuti pengajian yang dilakukan oleh para jamaah.
Dari perjalanan itu, maka diperoleh pengalaman yang
sungguh berkesan. Setelah kembali ke rumah ada perasaan cinta kepada masjid dan
tak ingin melewatkah sholat berjamaah satu waktupun di masjid.
Perjalanan backpacker ke Malaysia, Bangladesh dan
india bersama jamaah adalah pengalaman yang sungguh luar biasa. Waktu itu tahun
2007, saya bisa mendapat cuti dari kantor selama 2 bulan. Saya tidak bisa
membayangkan hanya dengan uang 8 juta rupiah saya bisa berada di ketiga negara
itu dan menjelajahinya. Bahkan pulangnya bisa membawa oleh-oleh untuk anak-anak
dan istri. Banyak hal-hal tak terduga yang terjadi, saat di bandara pemeriksaan
untuk kami tidak terlalu ketat bahkan sudah ada petugas penjemput yang ditugasi
dari markaz tempat tujuan kami. Makan dan tidur selama di markaz gratis. Kadang
jamaah di masjid setiap wilayah yang dikunjungi memberikan pelayanan yang
membuat saya sampai menangis terharu. Mereka melayani kami seperti kami ini
adalah saudara-saudara sendiri yang lama tak bertemu.
Memang untuk langsung mendatangi tempat-tempat khusus
atau tempat hiburan di negeri yang dituju tidak sebebas kalau kita backpaker
secara pribadi. Walau demikian pengalaman backpaker ala jamaah kompor ini
sangat memberi kesan yang mendalam dan banyak memberi keuntungan pada diri
saya. Selain murah karena tak perlu menyewa hotel (karena istirahat dan iktikaf
di masjid). Kadang makan gratis dijamu oleh tuan rumah (jamaah masjid yang kita
datangi).
Ayo, siapa yang mau ikutan backpacker dengan jamaah
kompor? Silakan mendaftar di markaz dakwah di kota anda masing-masing. Atau pengen tau dengan baca info dulu ? silahkan baca blog Nexlaip
Sumber: Kompasiana
Signature by
DAENG LIRA |