Sabtu, 22 Februari 2014

Waspada terhadap komprador2 yg pernah memainkan perannya di tahun 1998

 
Ukraina : Suriah di Timur Eropa (Cermin Pembelajaran untuk Indonesia)



Sedikit beralih tema, diberita-berita kita menyaksikan kericuhan berdarah yang melanda negara Eropa Timur Ukraina. Sudah cukup banyak jatuh korban, baik yang tewas maupun terluka.

Berikut kronologis dan motif sebenarnya dibalik kericuhan atas nama demokrasi tersebut :

Pada tahun 2010, Presiden Ukraina terpilih Viktor Yushchenko menolak tawaran bergabung dengan NATO dan lebih memilih system keamanan kolektif Eropa yang diinisiasi Presiden Rusia Dmitry Medvedev.

Tawaran untuk bergabung untuk bergabung dengan NATO ini sepenuhnya didukung oleh Presiden Amerika, George W. Bush. Tetapi antusiasme Washington itu sempat ditolak pada pertemuan puncak NATO di Bucharest tahun 2008 karena tekanan dari Jerman dan Perancis, yang khawatir bahwa langkah tersebut akan mendorong langkah negatif Rusia.

Tidak hanya itu, Presiden Ukraina pun menolak atau menunda-nunda untuk bergabung dengan Uni Eropa (UE). Sehari sebelum konflik berdarah di Ukraina pecah, bahkan Yushchenko justru menyepakati bantuan finansial dari Rusia.

Para demonstran dari oposisi itu bertujuan mengganti pemerintahan Yushchenko yang sah, untuk digantikan dengan rejim sayap kanan yang berkomitmen penuh untuk mengintegrasikan Ukraina dengan UE.

Tetapi ketika voting di parlemen Ukraina bergerak pada hasil yang bertentangan dengan kehendak kaum oposisi, maka demonstran bergerak menyerang menyerang markas Partai yang berkuasa di daerah setempat. Bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa meletus dan menyebar ke seluruh kota.

Bentrokan berdarah ini adalah puncak dari gelombang protes yang telah terjadi 3 bulan terakhir.

19 orang tewas, 200 orang lainnya terluka serius. Anehnya semua tanggung jawab dibebankan pada Yushchenko. Dia dianggap bersalah dan berlumuran darah.

Kaum oposisi kebanyakan berafiliasi dengan partai Svoboda yang berhaluan neo-fasis dan kelompok sayap kanan ekstrim lainnya. Rata-rata mereka dipersenjatai. Salah satu organisasi fasis yang terlibat, Right Sector, menyeru seluruh oposisi bersenjata untuk merebut Independence Square dan bertempur melawan pemerintah.

Pimpinan oposisi, Vitali Klitschko, kepala Partai UDAR (Tinju), memiliki hubungan dekat dengan Jerman. Dalam sebuah pertemuan 17 Februari lalu di Berlin, Klitschko dan Arseniy Yatsenyuk (pimpinan oposisi dari Fatherland Party) menyeru pada Angela Merkel dukungan yang lebih luas.

Di hari yang sama, Rusia sepakat mengucurkan dana pinjaman sebesar $2 milyar pada Ukraina. Ini jelas bisa menggagalkan upaya UE untuk mengisolasi Ukraina dari orbit politik Rusia.
Pejabat tinggi Deplu Amerika, Victoria Nuland telah beberapa kali menemui pemimpin oposisi Ukraina, termasuk pimpinan Partai Svoboda, Oleg Tyahnybok. Sebuah bocoran pembicaraan telpon antara Nuland dan Dubes AS untuk Ukraina, Geoffrey Pyatt, mengekspose pengembangan manajemen mikro Amerika terhadap beberapa pimpinan oposisi untuk membentuk satu pemerintahan satelit.

Tyahnybok, yang pda tahun 2013 sempat dilarang masuk Amerika karena sikap anti-semit (anti Yahudi), kini dirangkul Nuland atas nama pemerintahan Obama dengan alasan “Setiap orang/kelompok memiliki hak untuk mengekspresikan sikapnya.”

Ukraina adalah bagian dari scenario panjang Barat (Amerika) dalam dua dekade terakhir untuk mengisolasi Rusia sejak kejatuhan rejim Komunis Soviet tahun 1991. Ukraina pada tahun 1990-an telah mengalami gejolak politik dengan Revolusi Warna yang disokong Amerika melalui LSM-LSM seperti NED, NDI, Rand Corp.

Kini, Ukraina mengalami Revolusi Warna jilid II karena kebijakan Presidennya yang menolak masuk NATO dan tidak ingin terintegrasi dengan UE.

Ini cerminan bagi Indonesia, karena kita hari ini sedang diupayakan untuk menjauhi China dan Rusia. Tetapi sebagai Negara dengan haluan politik Bebas Aktif, kita dapat menentukan kemana pun kita dekat tanpa harus tunduk.

Yang patut diwaspadai adalah pada komprador yang bekerja di dalam negeri. Kulit dan bahasanya sama dengan kita, tetapi niat dan ideologinya beda.

==========================================================
Tidak perlu apriori dengan teori konspirasi. Lagi pula ini bukan teori, ini operasi intelijen


Zionist Bernard-Henri Levy ... Libya , Syria , Ukreine


Sumber: Berbagai sumber

Signature by           
                      DAENG LIRA