Rabu, 02 Juli 2014

Aiptu Al Siswandi Polisi yang cinta lingkungan


PROFIL
AIPTU SISWANDI, POLISI YANG CINTA TERHADAP LINGKUNGAN 
(Peraih Kalpataru 2014 Kategori Pengabdi Lingkungan)

Dalam memperingati hari jadi ke-68, Polri patut berbangga hati karena memiliki deretan insan Bhayangkara yang berprestasi. Ditengah sorotan publik akan tindakan oknum-oknum yang mencoreng nama baik Kepolisian, anggota Polri sejati tetap menjalankan tugas dengan sepenuh hati, tanpa pamrih dan kehadirannya berguna bagi masyarakat di sekitar.

Satu dari sekian banyak anggota tersebut adalah AIPTU Al Aswandi. Sosok Sederhana yang berdinas di Polres Payakumbuh Polda Sumatera Barat. Beliau adalah salah satu dari penerima Penghargaan Kalpataru dari Presiden Republik Indonesia untuk kategori Pengabdi Lingkungan hidup pada tahun 2014.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Wakil Presiden RI Prof. Dr. H. Boediono, M.Ec pada tanggal 5 Juni 2014 di Istana Wakil Presiden.

Pengusulan dirinya sebagai peraih Kalpataru dilakukan oleh Kementerian Lingkungan hidup daerah Sumatera Barat setelah menerjunkan tim surveynya berjumlah 9 orang ke daerah Nagari Sitanang, Kec. Lare Sago Halaban Kab. Limapuluh Kota.

Disela-sela kesibukannya mengabdikan diri pada Negara melalui Kepolisian, beliau tidak melupakan kecintaannya pada lingkungan sekitar. Rasa kecintaan tersebutlah yang mendorong Aiptu Al Aswandi untuk merawat dan memanfaatkan sumber daya alam agar berguna bagi masyarakat di Daerah Nagari Sitanang, Kec. Lare Sago Halaban Kab. Limapuluh Kota Prov. Sumatera Barat.

Berkat kerja keras, ide dan gagasan, AIPTU Al Aswandi bersama masyarakat membangun saluran irigasi yang dapat mengairi sekitar 75 hektar sawah masyarakat sekitar pada tahun 2002. Sehingga dari sawah yang dahulunya hanya sampu panen sekali dalam setahun kini berkat sistem pengairan yang baik sawah-sawah tersebut mampu dipanen tiga kali dalam setahun. Selain itu pada tahun 2009 beliau juga mengembangkan tanah seluas 50 hektar untuk tanaman mahoni, karet cokelat petai serta durian.

Tidak hanya mengembangkan lahan, AIPTU Al Aswandi juga membuat turbin mini dengan memanfaatkan aliran sungai sebagai sumber tenaga listrik. Turbin mini tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk sumber energi sebelum masuknya pasokan listrik dari pemerintah. Kini setelah masyarakat telah mendapat fasilitas listrik dari pemerintah, turbin mini tersebut digunakan sebagai saranan sumber penerangan pada bidang perikanan.

AIPTU Al Aswandi bekerjasama dengan instansi setempat juga mendirikan Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SKPD) untuk melakukan penyuluhan-penyuluhan baik di bidang pertanian, kehutanan dan perikanan bagi warga masyarakat. Maka dari itu lahirlah kelompok tani dan kelompok perikanan yang diberi nama oleh masyarakat yaitu Ngalo Tabua.

Sumber: Div Humas Polri
            
                      DAENG LIRA